Hal pertama yang paling mengkhawatirkan para ibu dimanapun berada adalah apabila anak kita demam. Itu juga yang aku rasakan saat ini. Saat kutuliskan ini, dia tengah berbaring lemas tak berdaya, sesekali dia meringis kesakitan dan rasa pening yang menyelimutinya sejak tengah hari kemarin. Sesekali kuraba keningnya dan mengganti kompresnya. Makan siang yang sudah meluncur ke dalam perutnya barusan keluar bersama muntahan-muntahan yang lain. Akhirnya dia terpaksa makan kembali untuk mengembalikan tenaganya saat itu. Muntahan yang ketiga adalah saat saya membawa minyak2an (baby oil+kayu putih+bawang merah) yang diiriskan bawang merah untuk membuang angin yang keluar dari dalam tubuhnya. Aduhh sayang...kenapa kamu nak, belum pernah demam seperti ini sebelumnya. Untunglah mama bawakan jambu air kesukaanmu..pasti kamu tidak akan merasa mual lagi. Nanti sore kita ke dokter ya...
Kupikir setelah muntah untuk yang ketiga kalinya perasaan pening akan ikut lenyap bersama muntahan itu, tetapi ternyata tidak, dia masih saja meringis kesakitan di sekitar kepala.
Sejak papanya masukkan obat penurun panas dari dubur semalam, panasnya berangsur-angsur berkurang sedikit demi sedikit, dan keesokan paginya yaitu hari ini dia bersikeras ingin sekolah pagi tadi. Walau ada sedikit keraguan, tetapi pada akhirnya kami mengijinkannya juga pergi sekolah hari ini. Dengan janji aku akan mengunjunginya saat jam rehat waktu makan tiba. Kupikir sekotak susu coklat dan roti canai yang masih hangat akan menggoda nafsu makannya saat itu. Hmm, feeling seorang ibu ternyata tepat, saya nampak dia pucat dan lesu saat di kantin sekolah. Dia hanya meringis pening di kepala, roti canai yang kubawakan tak selera dimakannya. Kontan saja aku langsung menghadap cikgu kelasnya, cikgu Wong Ho Ting, meminta ijinnya untuk membawanya pulang. Ternyata cikgu pun nampak juga perangai nanami yang berbeda hari ini. Nasib baik hari ini aku ke sekolahnya tadi...nasib baik juga hari ini suamiku berangkat siang, jadi dia bisa antar saya tadi. Suamiku adalah sosok yang sangat-sangat perhatian kepada anak-anaknya, apalagi di kala sakit seperti ini. Dia begitu ambil perhatian, dia adalah orang pertama yang sibuk mengkompres anakku, dan menjaga serta memantau panasnya sepanjang malam. Bersyukur kamu nak punya papa yang begitu baik, penyayang dan begitu perhatian sama kalian...
So, tengok dia tertidur sesekali, sambil kuberdoa semoga Tuhan menghilangkan sakitmu segera. Mudah-mudahan papa cepat pulang agar kita bisa pergi ke dokter ya Nak...
----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar