Sepatah Kata

SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...

Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.

Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.

Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^


Daisypath Anniversary tickers

Selasa, 30 Juni 2009

Duhh Nami chan!

--Rima ini dibuat ketika masih punya nami 4 th lalu, sekedar memori.
---
Duhhh Nami-chan,
Makin lucunya kamu,
Makin banyak tingkah-lakumu
yang mewarnai hari-hariku…

Belum juga dua tahun usiamu
Kamu sudah bisa ngambek,
Sudah bisa menolak,
Sudah bisa marah,
Pun sudah bisa meminta,
Papa-mama geleng-geleng dibuatmu…

Belum juga dua tahun usiamu,
Papa-mama jadi senyum-senyum sendiri
Liat kamu buka-lepas sepatumu sendiri,
Pakai sendalmu sendiri
Pakai celanamu sendiri
Pakai Pajamu sendiri
Walau masih terbalik-balik,
Namun kamu senang sekali…

Belum juga dua tahun usiamu…
Sukanya sama Buku…
Buku cerita dan bergambar
Ada Oneechan seperti di tipi
Asyik sekali…

Belum juga dua tahun usiamu…
Buang sampah di tempat sampah
Lepas sepatu kalau masuk rumah
Cuci tangan-kaki kalau habis main
Ternyata banyak sudah yang kamu ngerti …

Belum juga dua tahun usiamu,
Kamu sudah mau makan sendiri
Sikat gigi sendiri
Mandi juga mau sendiri
Padahal badan belum bersih
Itu liat gigimu kuning dgn pasta gigi!

Belum juga dua tahun usiamu…
Gigi sudah berderet komplit
Kalau tersenyum,
Bikin obaachan dan ojiichan
Senyam-senyum mabuk kepayang….

Belum juga dua tahun usiamu…
Maunya main perosotan
Maunya main sama teman
Maunya gelantung di tiang-tiang
"Koen koen…" (ingin pergi ke taman maksudnya)
Ngerajuk bukan kepalang…
Kukatakan "Ikimashou…" (Lets go..)
Kamu menjawab lantang "IKOU!!" (Lets go)

Belum juga dua tahun usiamu
Sukanya buka kulkas
Ngga mau tutup lagi
Cari-cari yang disuka
Cari-cari yang dimau
Tidak dapat yang dicari
Liat meja di dapur
Ada makanan campur-campur
"Waa Oishoo…," katanya…(Wahh keliatannya enak..)
Mama jadi terhibur…

Belum juga dua tahun usiamu
Maunya dibonceng naik sepeda
Sambil kubernyanyi-nyanyi
Mengubah syair sesuka hati,
"Kring kring goes goes…"
"Kring kring goes goes…"
"Putar-putar po-to airando…" (Port Island)"
Bersama mama…"
"Aduh senangnya…"
"Tanoshikatta…" (Menyenangkan)

Sudah hampir dua tahun usiamu…
Tapi masih ngejempol kiri
Dan telunjuk tak tinggal diam
Ikut masuk ke lubang hidung
Sampai jempol jadi kapalan
Dan hidungpun jadi memerah…
Mama jadi marah…
Tapi kamu tetap saja,
Akhirnya yah pasrah saja…:)

Sudah hampir dua tahun usiamu
Tapi masih minum susu dari botol
Kata Dokter sudah tidak boleh
Tapi tetep masa bodo!
Emang enak jadi akachan!

Sudah hampir dua tahun usiamu,
Tapi itu rambut masih belum banyak
Berdiri jabrik spt akachan (Bayi)
Coklat lagi jarang-jarang
Pun sudah pakai baju pink
Sepatupun sudah ngepink
Terdengar bisik2 disamping,
KAKOI!!(Pujian utk anak cowok)
Glek!!

Sudah hampir dua tahun usiamu
Banyak kata yang diingat
Tapi satu yang belum terucap
Mama bilang Banana
Kamu bilang Bababa
Mama eja Ba-na-na
Kamu bilang Ba-na-na
Mama balik bilang Banana
Kamu kembali bilang Bababa…
"Banana…"
"BABABA…"
Hahaha…
Kami jadi tertawa…

Teruntuk Nanami, buah hati kami 9 Oktober nanti tepat 2 th.—
Mama, Port Island, 2 September 2005.

Harta

--Puisi ini dibuat 3 th lalu, diambil dari tumpukan file2 yang berserakan, mudah2an dapat memberikan inspirasi --

---
Kawanku…,
Apa artinya harta bagimu?
Padamu ingin aku bertutur…

Apalah artinya rumah megahmu?
jika mendapati mereka(dengan) gubuk reot.
Apalah artinya hidangan lezatmu?
jika menjumpai mereka(hanya) dgn tulang belulang.
Apalah artinya mobil mewahmu?
jika mendapati mereka(hanya) berjalan kaki

Apalah artinya uang berlimpah,
tabungan menumpuk di bank,
jika mendapati mereka dgn hutang menumpuk.

Harta…,
Kadang membutakan.
Harta…,
Kadang menggiurkan.
Harta…,
Kadang membuat lupa.
Harta…,
Kadang juga sebuah ujian!

Karena "nya",
Orang berlomba-lomba mengumpul
hingga tinggi seperti gunung jika bisa!
hingga mampu membangun istana itu harus!
tanda sebuah kesuksesan
derajat ukur kedigjayaan…

Mereka yang tua renta kini…
Menjadi nomor duamu
Menjadi bukan prioritasmu
Menjadi orang terbuangmu!
Padahal,Dulu…
kita adalah prioritas
Sekarangpun tetap prioritas!.

Karena "Harta",
Segala cara ditempuh
Studipun yang terbaik jika bisa
sebuah investasi menjanjikan di masa depan
Bayangan masa depan indah sudah di mata.

Karena "nya",
Lupa kita!
Bahwa disanaada milik si fakir dan miskina
da juga ridho dan doa ayahbunda
yang menjadikanmu sekarang
dengan segala kecukupan
dengan segala kemapanan.

Lupa kita!
padanya, pada mereka yang telah membesarkan…
dengan segala kekurangannya
Mereka cukupi kitaapapun ingin kita
seperti sang sulapdengan abakedabra…!
semua ada, semua terpenuhi
Hanya untukmu
Hanya untukmu…
dengan segala daya
dengan keringat dan airmata
yang tak pernah kita lihat
yang tak pernah kita dengar keluhnya
yang tak pernah kita sangka!

Jangan…!
Jangan pernah engkau ukur!
Jangan juga pernah engkau hitung-hitung!
Tak akan mampu engkau bayar…
Tak akan jua mampu engkau ganti…
keringatnya yang bercucur
Mukanya yang dulu menahan malu
agar engkau kenyang!
agar engkau tercukupi!
walau dengan istanamu sekalipun!
walau dengan segunung hartamu sekalipun!

Jikalau DIA mau
DIA mampu hanguskan hartamu
hanya dalam sekejap
seperti Tsunami saksi semua umat
seperti Ajal yg tak pernah engkau raba…

Pada mereka yang telah membesarkan
Ingin kuresapi laramu bunda
ingin kuresapi laramu ayah
dalam keluh dan desahmu
dalam himpitan relung hatimu
Ketika masih ada waktu…
Ketika masih ada waktu…

—Fitri.6 Nop 2006, Kobe.

Ada rindu di matanya

"Untuk para ibu yang mungkin pernah mengalami perasaan seperti ini.."

---
"Mama…" teriak gadis kecil bercelana panjang itu manakala melihatku keluar dari kamar bersalin 724 itu.
Gadis kecil berambut pendek itu tak lain adalah putriku yang empat malam belakangan ini berpisah dariku. Sore itu dalam balutan celana panjang merah tua dan kaos lengan panjang serta tas thomasnya berlari untuk memelukku. Kusambut pelukannya dgn rindu yang teramat sangat.

"Nami tadi gimana sekolahnya, suka?", oia hari itu adalah hari pertama dimana dia mulai dititipkan di nursery school untuk 3 hari lamanya hingga aku diperbolehkan pulang ke rumah.
"Tadi Nami nangis di sekolah, Nami ditinggal Papa…", katanya mengadu."Sebentar ya, mama masukkin adek dulu" sambil kudorong masuk keranjang bayi tempat si adek tertidur pulas dan menghabiskan hari2nya di rumah sakit ini.

Di rumah sakit ini, pengunjung yang hanya boleh berjumpa denganku langsung di dalam kamar dan diperbolehkan memegang si bayi adalah hanya suami saja, tidak begitu dengan anak. Anak kecil tidak diperkenankan masuk ke kamar. Anak sulungku dan papanya jadi terpaksa tidak dapat bersua langsung dengan si adek dan hanya puas memandang dari balik kaca.

"Mama, mau liat adek" katanya seraya minta digendong Papa agar dapat melihat si adek dari balik kaca."Lihat tuh adek lagi bobo, kawai ya…", ujar suamiku pada putri sulungku.
Kubiarkan mereka sebentar asik memandang adek dari balik kaca. Tampak bayi-bayi lain juga berjejer disamping adek. Bayi-bayi polos ini tampak begitu lugu dan manis sekali.
Udah yuk, ngobrol di luar aja, ajakku pada suamiku. Maklum suara gadis kecilku ini membahana sampai ke ujung lorong kamar bersalin. Hehehe.

"Tadi di sekolah kenapa nangis? kan banyak teman di sekolah…" lanjutku pada Nanami. "Iya, Nami nangisss…"
Ahhh terdengar sedih sekali perkataannya. Apa yah perasaannya saat itu ditinggal sendirian? Saya bisa merasakannya. Sambil berjalan ke ruang tunggu kami saling curhat.
"Besok ngga boleh nangis lagi yah, kan sorenya dijemput Papa lagi, terus ketemu mama di rumah sakit""Iya…, ngga boleh nangis", katanya mengulang kata-kataku."Tadi di sekolah belajar apa?"Dengan sigap jari-jarinya yang mungil langsung mengeluarkan kumpulan kertas bergambar dari dalam tas thomasnya. "Belajar warna…""Coba mama liat, wahhh bagus yah…" kataku mengomentari tumpahan warna yang hilir mudik menerobos garis. Hehehe…"Tadi di sekolah, kalau pipis bilang ngga?"Bilang, osikko osikko sensei…" sambil kedua kakinya diperagakan spt menahan pipis. Hihihi."wahh pinter dong kakak Nami""Onichan berak di celana, ihh malu…" ceritanya ttg seseorang teman di sekolah."Ngga boleh berak celana, beraknya di toilet dong" katanya menegaskan. Kata-kata yang sering kali aku ucapkan padanya."Toiletnya kecill bener…" tambahnya lagi. Sudah lupa dia akan kesedihannya tadi. Dia asik saja berceloteh padaku.

"Ehhh, mama punya yogurt, ini buat kakak Nami", sodorku padanya yang disambut dgn senang sekali melihat cemilan kesukaannya. Kusisihkan utknya saat makan siang tadi. "Wahh yogurt.., ayo buka Ma…""Dibeliin yogurt ngga sama Papa?" seraya melirik si Papa yang senyam senyum sendiri."Ngga…""Dibacain buku ngga sama Papa?" checkku lagi."Ngga…"Aku tanya pada suamiku apakah dia suka minta dibacakan buku selama aku di rumah sakit. "Dia ngga pernah minta dibacakan buku" kata suamiku.

Ohh gitu. Hal yang berbeda manakala ia bersamaku. Bisa lima buku dalam satu waktu minta ia bacakan. Mungkin dia kelelahan dgn ritme yg berbeda belakangan ini. Kulihat dirinya asik menghabisi yogurt pemberianku. "Besok bawa buku KAKAK NISAnya yah kesini, nanti mama bacain""Papa, buku kakak nisanya mana?" katanya pada suamiku"Yah di rumah, besok kita bawa ya…"

Tiba-tiba dia menghampiriku dan menyenderkan kepalanya di pahaku. Aku tersentak kaget. Kubelai rambutnya yang tipis kecoklatan itu. Tak terasa mata ini mulai membasah. Ahh, ternyata anak ini merindukanku sangat. Rindu yang sama kurasakan. Kulirik suamiku di kursi didepanku, ada merah di matanya. Ahhh baru saja empat hari kami sudah saling merindu seperti ini. Kupeluk dirinya sambil berkata aku tak akan lama lagi pulang.
"Sekarang malam hari dia suka ngigau manggil mamanya", kata suamiku.
Kontan air mata ini berjatuhan. Ahhh Kakak Nami maafin mama ya…
"Yah udah, udah sore, mama mau mau kasih adek minum susu dulu ya…""Besok kakak Nami datang lagi yah…jangan lupa bawa Kakak Nisanya", tambahku.Dia menggeleng. Dia tak ingin pulang. "Iyah besok kita datang lagi" ujar suamiku padanya.
"Byee" kataku"Bye Mama, sampai jumpa ya…" katanya mengakhiri.

Kini aku bukanlah ibu utk Putri sulungku sajaTapi aku juga ibu bagi putra sulungku.Aku juga bukanlah ibu bagi anak lelakikuTapi aku jugalah ibu bagi anak perempuankuKini aku harus bisa berlaku adil pada keduanyaBagi mereka yang teramat aku sayangi…

--Di suatu senin sore hari, 2 Oktober 2006, Fitri.

Sekelumit Kehidupan

--Tulisan ini saya penakan sekitar 3 th yang lalu, diambil dari kumpulan coretan saya yang berserakan---

Seringkah kita merasa kecewa, putus asa, merasa gagal dalam hidup ini, dan berfikir Allah tidak berlaku adil krn tidak pernah mengabulkan doa hambanya dan merasa susaaahh saja? astaghfirullah al adzim, mudah2an kita semua dijadikanNya manusia yang patut dan sekali lagi patut berterimakasih atas semua rahmat yang telah diberikanNya, atas semua ujian atau cobaan yang diujikanNya pada hambaNya, yang tak lain mungkin dapat meningkatkan keimanan kita padaNya krn sabar dan berserah diri (pasrah) atas ketetapan tsb, serta dapat mengambil hikmah atas semua ujian dan cobaan tsb.

Ketika suatu hari saya sedang bercakap-cakap dgn suami tercinta mengenai hidup dan kehidupan ini, mengenai berbagai permasalahan yang menghimpit misalnya, suami seringkali berkata begini "Allah itu maha tahu hamba-hambanya, kapan waktu yang terbaik rahmatNya dan doa2 hambaNya itu terkabulkan". Suami saya menyontohkan seseorang yang tengah belajar nun jauh di negeri orang, dgn beasiswa yang terbilang cukup besar, tapi ia tidak dapat menabung sedikitpun karena orang tsb memberikan sebagian besar uangnya utk orangtua dan adiknya yang masih sekolah sehingga ia tidak dapat menabung dan terpaksa berhemat karenanya. Sungguh jika kita mau menangkap hikmahNya, mungkin kedatanganNya utk belajar nun jauh di negeri orang, selain utk menimba ilmu bagi dirinya sendiri, juga menjadi jalan keluar yang diberikan Allah utknya krn dgn beasiswa yang cukup besar itu Ia dapat membantu keluarganya di tanah air. Subhanallah sungguh Allah maha tahu bukan kesulitan hamba-hambaNya dan bagaimana menyelesaikannya tanpa kadang kita sadari Allah telah memberikan jalan keluarnya itu sendiri.

Pernah suatu kali saya mengadu pada suami tercinta ttg si fulan yang bertanya berapa banyak sudah tabungan kami mungkin karena dia melihat kami sudah cukup lama bermukim di negeri sakura ini? Duhai teman, sungguh saya paling tidak suka jika engkau tanyai hal ini. Buat saya pribadi, kecukupan, kenikmatan, kesuksesan serta kebahagiaan tidaklah diukur dari berapa banyak sawah yang sudah kita miliki kalau mau ambil bahasanya si Ngkoh Motomachi hehehe. Bukan, bukan itu teman. Jika pengukurnya adalah materi, maka kami tidaklah punya apa-apa. Si fulan menambahkan jika kami tidak memiliki apa-apa, maka bisa jadi kami kurang berhemat. Saya hanya tersenyum. Bisu. Miris mendengarnya. Ahhh, mungkin ia benar, mungkin saya tdk dapat berhemat. Hemat? tergelitik sekali ingin tahu apa sebenarnya harfiah dari arti kata itu. Menurut saya hemat mempunyai pengertian arti yang berbeda-beda dalam sudut persepsi. Hemat menurut siapa? hemat menurut saya tentu berbeda dgn hematnya presiden bukan? Hemat si fulan yg bertanya pd saya tentu berbeda dgn hemat saya. Yang terpenting adalah menempatkan segala sesuatunya pada sebagaimana mestinya, tidak berlebih-lebihan dan tidak juga sampai menyiksa diri.

Lagi-lagi buat saya, anak yang sehat, suami yang mudah2an lancar dalam studinya, kesehatan yang senantiasa dilimpahkanNya pada kami sekeluarga, kecukupan dan banyak hal lainnya itulah bukti kasih sayangNya. Suami seringkali berkata setiap orang punya masalahnya masing2, terkadang orang lain tidak mengetahui dan tidak perlu tahu ttg hal tsb. Yang terpenting bagaimana kita menjalaninya, menjadi orang yang bersyukur atau tidak. Memberi anak asupan gizi yang baik juga adalah investasi masa depan baginya, dapat menyekolahkan kamu sampai sekarang ini adalah kebahagiaan yang tak pernah saya sesali, katanya. Saya tersentuh.

Target itu sesuatu hal yang penting, tapi jangan sampai kita menjadi buta olehnya, karena jika ternyata target tidak sesuai dgn harapan kita akan merasa sakit hati, kecewa, yang lebih parah bisa membawa keterpurukan iman padaNya, karena bisa jadi kita telah diperbudak olehnya, merasa diri mampu atas segala hal dan menjadi lupa bahwa semua hal yang telah kita lakukan pada dasarnya ada pemiliknya, yang berhak atas segala sesuatunya. Jika Ia berkehendak, harta yang telah kita kumpulkan segunungpun akan lenyap seketika, seperti halnya bencana yang diujikan Allah di Jogja dan di Aceh tercinta yang melenyapkan segala sesuatunya tanpa sisa. Sungguh Allah maha besar, mahu tahu kesulitan hamba-hambaNya, dan jika Ia berkenan Iapun akan memberikan rizkiNya tanpa kita sadari, tanpa kita sangka-sangka, datang dari berbagai arah yang tak kita dapat duga. Percaya deh. Bahwa Allah itu Maha Adil.
Jadi Yukk kita mulai berfikir utk tidak melihat terlalu banyak pada kelebihan orang lain, tapi lebih pada memotensikan diri sendiri dan mulailah berfikir baik sama Allah, berhusnuzon padaNya. Dan jika Allah belum mengabulkan doa kita, InshaAllah Ia paling tahu waktu terbaik bagi hambaNya.

–Tulisan ini lebih utk mengingatkan diri sendiri—
Fitri.

Bahasa Cinta Anak

Seringkali kita sebagai ibu berfikir telah menjadi ibu yang baik bagi anak2 kita setidaknya berusaha menjadi sosok ibu yang baik baginya. Seringkali kita merasa kita sudah berlaku adil pada putra-putri kita tetapi kenyataannya sering tidak demikian dalam kacamata anak. Ternyata ada 5 kategori bahasa cinta yang dimiliki seorang anak. Dan diantara 5 bahasa cinta itu ada satu bahasa cinta yang paling menonjol yang melekat pada anak tersebut. Saya juga baru tahu itu saat berkonsultasi dgn psikolog beberapa waktu lalu. Yuk kita lihat sama-sama dan coba menelaah satu persatu mana yang paling dominan pada anak kita.

1. Pelukan, Belaian, Ciuman
Apakah anak kita suka memeluk dan menerima pelukan? jika iya dan sering sering dilakukan berarti itulah bahasa cintanya. Anakku yang kedua paling suka menerima pelukan, belaian dan ciuman dariku, seperti juga dia melakukan hal yang sama untukku.

2. Waktu yang optimal
Tipe anak ini sukanya melakukan aktivitas hanya berdua saja. Apakah kita selaku orangtua sering melakukan aktivitas berdua? kalau anaknya baru satu rasanya tidak susah yah... Untuk aku yang punya 2 orang anak-- melakukan aktivitas berdua saja dgn si kakak rasanya hampir tak pernah terwujud, krn si adek selalu saja ingin tahu dan ingin nimbrung walaupun sudah diberikan kegiatan lain.

3. Pujian dan sanjungan
Apakah kita sering melakukan pujian dan sanjungan atas apa yang telah dihasilkan dan dicapai anak kita? jika belum seringkanlah karena itu akan menumbuhkan rasa percaya dirinya. Apakah anak kita tipe yang senang diberi sanjungan atau pujian? jika ya, maka berilah ia pujian atas apa yang dihasilkannya.

4. Pelayanan
Apakah anak kita tipe yang suka dilayani dan melayani? Anak tipe seperti ini maunya dilayani namun demikian dia juga suka melayani. Jadi perhatikan apakah anak kita misalnya suka mengambilkan minum saat kita pulang dari kantor? dan apakah ia suka memberi hadiah pada kita? (misalnya mengirim surat, membelikan hadiah2 kecil jepit rambut dsb). Anak dgn tipe ini juga sangat suka diperlakukan hal yang serupa. Nah, kalau anak kita masuk dalam kategori ini, hayo benahi diri kita sebagai orangtua apakah telah cukup memberikan pelayanan yang sama padanya?. Nanami paling suka menggambar dan setelah menggambar dia menulis di pojok atas, isinya "untuk mama i love you, dari nanami".

5. Penghargaan.
Apakah anak kita tipe yang suka melakukan sesuatu dan kemudian harus ada penghargaannya? Anak dgn tipe ini mungkin hanya mau melakukan sesuatu jika ada reward-nya. Apakah kita telah cukup memberikan rewards atas kerja kerasnya? boleh jadi tidak kan?

Dari 5 uraian tsb diatas, ada satu yang paling dominan dalam diri seorang anak. Saya pun baru tersadar selama ini bahwa saya sering kali menganggap remeh waktu berdua dengan anak saya yang pertama, bahwa saya mengira aktivitas bersama-sama adalah jauh lebih baik. Pantas saja dia sering meminta saya melakukan aktivitas berdua--mewarnai berdua, main PASS-- dan terkadang hampir tak pernah sempurna karena si kakak merasa privasinya terganggu. Boleh jadi, dia menuntut waktu yang lebih dgn saya. Sekarang saya berusaha memperbaikinya. Jika dia meminta semisal mewarnai bersama, saya katakan nanti yah setelah adek tidur, atau ketika adeknya bermain dgn papanya.

Mudah2an informasi ini bermanfaat untuk yang lainnya. Menurut saya tidak salah sesekali kita membawa anak2 kita ke psikolog bukan hanya sekedar ingin mengetahui tes IQ saja tapi lebih dari itu kita selaku orangtua bisa tahu sudah sejauh mana keberhasilan yang telah dicapainya dari berbagai sisi, apakah kemampuan verbalnya sejalan beriringan dengan kemampuan performancenya?. Kita bisa berdialog mengenai hal-hal yang kurang dan bagaimana menumbuhkan yang kurang tersebut menjadi lebih baik lagi. Tetapi sebelum ke psikolog, kita harus membuka diri kita seluas-luasnya, tdk ada yang ditutupi dan mau menerima segala masukan, dengan demikian kita akan dapat memperoleh manfaat yang besar dalam konsultasi tersebut.
Dan terakhir jangan pernah takut akan hasil apapun karena kalaupun hasilnya tidak sesuai yang kita inginkan, minimal kita tahu sekarang dan mengetahui bagaimana cara menstimulasinya.

Ini hanya curahan saya saja atau resume dari pengalaman saya pribadi bertemu psikolog anak (lirik ibu psikolog yang cantik dan baik RosDiana Tarigan), jika ada yang salah tolong ditambahkan yah... karena sesungguhnya mendidik anak itu tidak ada metode yang paling benar, karena yang paling pas dan cocok adalah yang punya anak itu sendiri. Namun setidaknya kita bisa belajar dan menjadi sosok ibu yang bijaksana bagi putra putri kita nantinya. Karenanya yuk kita sama-sama mewujudkan bahasa cinta belahan jiwa kita, shg kelak ia merasa menjadi sosok yang merasa dicintai, dikasihi dan dihargai, amin.

Salam manis dari Gambang,
Fitri

Jumat, 26 Juni 2009

Kereta Kehidupan...

Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend-- yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, dan untuk keluargaku nun jauh di Jakarta dan di lampung one day we will meet again i promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere-- special to my good friend mbak Ern.
Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negeri yang masih asing bagiku bersama suami dan anak-anakku.
Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya...

Salam,
Fitri.