Sepatah Kata

SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...

Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.

Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.

Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^


Daisypath Anniversary tickers

Rabu, 23 Februari 2011

Awak lebih tua ke?

Seorang kawan keturunan cina dengan kacamatanya yang selalu bertanggai di hidungnya yang mungil selalu datang di setiap waktu istirahat sekolah. Selalunya dia mengambil kursi yang sama dan tempat yang sama, dan aku kebetulan juga selalu duduk disampingnya, di tempat favoritnya anakku. Percakapan mengalir begitu saja karena kebetulan anak-anak kami satu kelas, nama anaknya Chong. Anak perempuan bertubuh kecil serupa dengan Nanami, sulungku. Mulai dari jadwal peperiksaan (ujian sekolah) sampai kepada hal-hal pribadi menjadi perbualan kami.
"Suaminya nampak usia lebih muda ya dari awak", selorohnya.
"Oh eh, suami saya?" pura-pura ngga ngeh.
"Iya, umur awak lebih muda ke dari suami?" Aku jadi senyum kegelian mendengar pertanyaannya.
"Iyalah, dia lebih tua dari saya"
"Nampak awak lebih tua dari dia" Glekk! Hehehe please dong bu ngga usah diperjelas kayak gitu. Kalau suamiku sampai dengar bisa ke-GR-an nih...
"Biasalah bu perempuan kan lebih cepat tua dari suami, sukanya marah-marah apalagi pasal anak, kan...?" Eiiitts, ngeles euuy, lagi-lagi anak dijadikan alasan. Kekekeke....

Bukan sekali ini aja aku dengar tentang ini. Jiran di depan rumahpun berkata begitu.
"Fitri, tau tak, banyak yang cakap tentang suami awak tuh..."
"Apa katanya kak?"
"Katanya suami kamu handsome..."
"Hah, ibu-ibu cakap macam tuh ke?"Dasar ibu-ibu senangnya gosip saja,
"Terus apalagi kak?"
"Katanya suami fitri tuh sabar ya tak kisah nunggu lama kat kereta..." Hehehe kalau yang ini mah kewajiban dong bu...masak dia tega mau ninggalin aku di sekolah..
"Makanya Fitri, fashion sikit lah..., jangan macam orangtua aja..., salah-salah nanti suami diambil orang" Hehehe seperti itukah pandangannya tentang aku, jadul, kuper, old fashion, WAKKK!!!
"Ya lah kak, nanti saya perhatikan, makasih ya banyak-banyak dah perhatian sama aku..."
---
Huhuhu aku sudah nampak setua itukah? Ihhh ibu-ibu ini rese amat. Tapi mungkin ada benarnya juga. Mungkin karena badanku yang sudah mulai menggemuk ini yang membuatku jadi nampak tua. Lihat udah ada garis di mataku, dan ada flek lagi. Aku ngoceh sendiri di depan cermin. Ya lah mungkin maksud akak itu baik supaya aku tak nampak lebih tua dari usiaku yang sebenarnya. Wuaahhhh mau gimana lagi, seperti inilah aku sekarang. Huhuhu.

Kembali aku melirik ke arah cermin. Hmmm tapi aku masih cantik kok....air laut asin sendiri, ya lah siapa lagi yang mau menghargai diri sendiri kalau bukan yang punya diri ini. Masih banyak urusan lain yang lebih bermanfaat dari sekedar kecantikan luar.  Bukankah semakin hari kita akan semakin tua. Suamiku pernah bilang kalau sudah tua, dan jelek yang tinggal hanya kasih sayang diantara kita.

Mudah-mudahan suamiku dapat melihatnya dan mencintaiku apa adanya.

---

Senin, 21 Februari 2011

Aku ingin pulang...

Gundah gulana rasanya mendengar mamaku nun jauh di seberang lautan kini tengah sakit. Jantungnya membengkak karena keracunan obat. Obat yang selama ini dijual bebas dan beliau kira dapat meringankan sakit yang tak tertahan di bagian sendi-sendi lututnya. Beliau memang seperti itu selalu memakan obat2 yg dijual bebas tanpa resep dokter. Kadang beliau sudah laksana dokter itu sendiri. Obat yang tanpa resep itu dimakannya secara berkelanjutan selama 1 tahun terakhir. Mungkin karena dirasakan olehnya perasaan yang enak dan nyeri yang hilang membuatnya meneruskan untuk mengkonsumsi obat2 itu. Tapi ternyata obat-obat itulah yang membuatnya menjadi sakit kini, jantungnya membengkak. Usianya kini menjejaki 63 tahun sudah.

Aku yang berada nun jauh disini merasakan diri gagal sebagai anak. Aku selalu menganggap beliau- mamaku seorang yang superwoman, tidak banyak mengeluh, dan sangat mengeri anak-anaknya. Semua hal selalu dikerjakan sendiri bahkan untuk urusan memasang lampu sekalipun. Diapun tidak banyak mengeluh walaupun sesungguhnya beliau sedang sakit. Beberapa hari menjelang sakitnya itu, aku sering mengiriminya sms menanyakan kabarnya, sehat kah, bagaimana dengan kakinya, dsb, saat itu beliau menjawab bahwa dirinya baik2 saja, sehat-sehat saja dan lagi senang senang. Mengapa dia harus membohongi aku anaknya, tapi aku paham sifat mamaku sendiri, beliau memang tidak ingin anak-anaknya menjadi risau karenanya.

Aku bersyukur kakakku dan adikku ada di dekat mamaku saat ini. Setidaknya kekhawatiranku sedikit berkurang. Saat ini aku ingin sekali pulang, aku ingin menengokinya, aku ingin berada disisinya saat ini, dan memasakkan untuknya. Ahhhh.......
----

Kamis, 17 Februari 2011

Kejarlah Akherat Dunia akan mengikuti

Manusia berlomba-lomba mengejar akan dunia, seakan takut dunia akan meninggalkannya. Manusia berkejar-kejaran mengais kenikmatan dunia seakan takut dia tak kan menikmati itu semua. Yah, itulah gambaran dunia saat ini. Dunia tempat saya berpijak hari ini. Kita seringkali dialphakan oleh kenikmatan akherat karena asyik mengejar dunia. Di lubuk hati yang paling dalam, mungkin kita akan berkata kenyataan kehidupan yang serba menuntut kepada kebendaan itulah yang membuat kita seperti kalang kabut dalam mencari rizki Allah di muka bumi ini. Seperti tak kenal waktu lagi, malam menjadi siang, siang pun menjadi malam, semuanya demi kebendaan itu, apalagi jika bukan karena harta.

Harta memang membuat lupa, lupalah kita akan kewajiban menunaikan fardhu ain, atau mengulur-ulur waktu sholat saat jelas-jelas masuk waktu sholat karena mungkin janji temu dengan klien itu lebih penting, tak tergerak pula pribadi-pribadi yang diberi jiwa olehNya untuk menambah tabungan akherat dengan sholat-sholat sunat lainnya (Astagfirullah al adzim). Padahal, waktu kita banyak untuk mengerjakan itu semua. Kita malah lebih suka terkikik-kikik menyaksikan acara wipeout di saat-saat kita boleh menunaikan sholat dhuha. Lupa juga kita akan kitab suci Al-quran yang sememangnya menjadi pegangan hidup kita, kita biarkan Al-quran nur karim itu tergeletak dalam rak buku diselimuti debu. Tak bergeming juga kita untuk menghadiri majlis-majlis pengajian yang dapat menentramkan diri dengan alasan sibuk dengan si kecil. Lupa juga kita akan kewajiban kita untuk berzakat yang sememangnya seorang muslim dan muslimat tunaikan. Sehingga mungkin dengan cara lain Allah akan mengambilnya kembali dari kita. Pusingnya memikirkan dunia, tambah lagi lupa kita untuk mendermakan sedikit milik kita kepada saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan. Astagfirullah Al-Adzim.

Ahhh, banyak sudah kenikmatan-kenikmatan akherat yang sengaja kita lalaikan. Seakan-akan kita akan hidup 100 tahun lagi. Seakan-akan urusan akherat menjadi nomor kedua kita. Padahal, kita menginginkan Allah SWT mencabut nyawa kita dalam keadaan terbaik, dengan keimanan terbaik, dengan keislaman terbaik, sehingga syurga pun menjadi cita-cita dari akhir perjalanan hidup ini.

Sebagaimana Surat At-Taubah:122 : Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu`min itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Ayat diatas bukan langsung serta merta saya ambil dari Al-Quran, melainkan karena di pagi ini saya baru saja disentil dalam siraman rohani di salah satu stesen TV (acaranya namanya sehiris peria secawan madu).

Makna yang terkandung dari ayat itu mengajak kita untuk memperdalam pengetahuan agama kita, karena itulah bekal kita di akherat. Yakinlah jika kita mengedepankan akherat, insyaallah dunia akan mengikuti, sukses dalam kehidupan pun akan diraih.

"Ya Allah Ya Rabb, senantiasa rahmatilah aku dan keluargaku dan keduaorangtuaku, serta saudara-saudaraku semuslim, " Amin YRA.
---
Sekedar untuk mengingati diri sendiri saja.




 

Senin, 14 Februari 2011

Kau selalu di hatiku...

Anata, zutto issyo ni itai....

My wedding anniversary

Pernikahan ku dengan pujaan hatiku yang kini telah menjadi ayah bagi ketiga anak-anak kami telah mencecah angka delapan rupanya. Sampai-sampai aku tak menyadarinya. Padahal hari kedelapan dibulan dua itu selalu kutunggu-tunggu. Ahhh akhirnya sampai juga perjalanan cinta kami hingga detik ini, alhamdulillah hanya kepada Allah yang memberikan cinta dan mengekalkan kasih sayang di hati kami berdua. Semoga Allah Swt tetap mencurahkan cinta dan kasih sayang itu hingga ke penghujung nyawa. Amin YRA.

Selama satu tahun ini begitu banyak ujian dan hal-hal lain yang datang silih berganti dan bertubi-tubi menghampiru hingga membawa ujian kepada perjalanan mahligai perkawinan kami. Jengkel, kesal, marah, hingga cemburu pun pernah bersemayam di dalam bingkai hatiku. Aku tak mau takabur, tapi aku senantiasa berdoa semoga cinta kami akan terus bersemi..

Siapa bilang bahwa kita akan memilikinya utuh? tidak, dia mempunyai dirinya sendiri dengan masa lalunya, sikap-sikapnya dan pembawaannya yang melekat padanya sebagai suatu entiti dirinya. Kita tidak dapat mengubahnya seperti yang kita mau. Kita hanya boleh memahaminya sebagai satu paket dalam dirinya.  Yah, saya masih lagi belajar untuk memahami dirinya lebih dalam lagi, menjiwai pribadinya lebih dalam lagi, mengenalnya lebih dalam lagi, dan menerimanya apa adanya dengan segala kekurangan dan dengan segala kelebihannya.

Untuk Cintaku, belajarlah untuk memahamiku karena aku ada untuk dirimu...selalu, insyaallah.
____