Percakapan Pagi Ini
Awan yang kelabu dengan rintik hujan pagi ini mengguyur basah pulau kecil tempat tinggal kami-Port Island, sebuah pulau buatan yang berada di Kota Kobe, merontokkan sebagian bunga sakura satu persatu dari tangkainya, jatuh bersama air hujan, bersatu dgn tanah-tanah yg becek. Keindahannya yang sempat menawan hati beberapa hari ini telah hilang sudah, tapi tetap membekas indah dalam ingatan dalam meresapi keindahan Sang Pencipta. Sakura yg terdiri dari lima kelopak itu, dan berwarna putih dan ada yang merah muda itu, memang tak lama umurnya. Ia hanya hadir sebagai tanda Haru (musim semi) telah tiba, mengawali kebahagian dan keceriaan di hati tiap-tiap orang yang menyambut datangnya semi. Setelah hati tiap-tiap orang terpaut, ia pun pergi, untuk kemudian digantikan oleh dedaunan hijau merayap.Pagi ini, masih dalam selimut kutengok buah hati dan kekasih tercinta yg berada disampingku. Malas-malasan juga mereka membuka mata. Sapaku pagi ini pada buah hatiku "Ohayou.."
"Capek…" ujar buah hati kami seketika. Rupanya Ia pun enggan beranjak dan menyalakan tipi, hal biasa yg sering dilakukannya. Sambil memasukkan jempol ke dalam mulutnya dan memainkan kuping kanan dgn jari-jemarinya ia kembali merapatkan tubuhnya diantara kami.
Kami terkaget dgn ucapannya.
"Capek?, kenapa capek?" kataku padanya sambul kucuri ciuman dari pipinya. Serta merta ia meronta. Hehehe…
"Mamami-chan…, itai…", katanya lagi.
"Apanya yg itai?", (apanya yang sakit?) kataku sedikit tersentak.
" Itai kaki…"
***
Seharian kemarin pada suatu minggu yang sungguh cerah dan hangat, kami bersama teman-teman PPI Kobe berjalan-jalan melihat bunga sakura (Hanami) di Korakuen Okayama, dua jam setengah perjalanan lewat bus dari Kobe-shi ke Okayama-shi, sesampainya disana, tak kurang tiga jam kami berkeliling menikmati indahnya bunga sakura yg terhampar megah di sisi-sisi jalan di luar taman Korakuen, juga dari menikmati bunga sakura yang berjejer rimbun di sisi-sisi sungai yang mengeliling taman Korakuen tsb. Subhanallah indah sekali karunia Allah itu. Ada yg berwarna putih kekreman, juga ada yg berwarna pink. Taman Korakuen adalah salah sebuah taman buatan yang terindah di Jepang, katanya. Di balik taman Korakuen tsb tampak Jo (Kastil) megah berdiri, entah zaman kekaisaran berapa, saya tidak tahu. Sebelum memasuki taman korakuen, kami terlebih dulu berkumpul bersama teman-teman dari Okayama, yang telah lebih dulu menghampar tikar plastik persis dibawah rimbunnya Pohon Sakura. Kanan-kiri depan pemandangan hamparan plastik di bawah pohon sakura memadati kanan-kiri jalan. Bersama teman-teman Okayama, kami saling berkenalan satu dengan yang lainnya. Hanabira-rontokan bunga sakura- memenuhi hamparan tempat kami melepas lelah, sesekali jatuh pula ke dalam makanan-makanan yg kami bawa dari rumah masing-masing. Bento yang kami dan teman2 bawa masing-masing tidaklah begitu istimewa, semisal hanya sambal telur, nasi uduk, ayam goreng, mie, telur dadar, kerupuk, buah-buahan yang memang tergolong gampang dibuat dan praktis untuk dibawa. Tapi saat itu rasanya hidangan itu semua terasa begitu sangat nikmat, apalagi makannya dibawah Sakura, bersama teman-teman dan sambil melihat bunga sakura yg sesekali merontok jatuh, menambah kelezatan tersendiri rasanya.
Setelah makan dan sholat, Nanami mengajakku untuk menaiki berbagai atraksi permainan yang ada di sisi sungai Korakuen. Saat itu banyak hiburan untuk anak-anak disajikan. Dua kali Nanami minta naik kereta listrik, sekali bersama ku, sekali ia naik thomas sendiri. Ia sungguh senang, sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah papanya yg asyik merekam dirinya lewat handy-cam. Kemudian ia juga minta dibelikan balon bergampar Anpanman, yah krn suasana hati juga lagi bahagia, permintaannya kali ini kuturuti tanpa kutawar-tawar lagi.
Setelah itu kami baru masuk ke taman Korakuen. Taman yang luas dan indah itu sungguh menarik hati. Nanami yang mungil mengatakan ingin bobo, tapi kami katakan, nanti yah bobonya sth masuk ke taman. Sesampainya di dalam taman, ia mendapati ikan-ikan besar di dalam kolam, saking asyiknya ia memberi makan ikan2 tsb, pemberian orang sebelah kami, lupa ia dgn keinginan tidurnya semula. Hilang pula kantuknya setelah diajak papanya bermain badminton di dalam taman itu. Sakura di dalam taman itu tidak sebanyak dgn yang ada di luar taman, uniknya sakura2 disini berkumpul menjadi satu, sehingga dari kejauhan menjadi kumpulan warna merah muda diantara warna hijau. Cantik sekali. Dibawah sakura2 itu, orang-orang melepas lelah, membuka tikar dan menyantap hidangan bersama sanak keluarga dan teman-teman.
Kami tiba kembali di Kobe sekitar pukul 6 Sore. Wajar saja, seharian kami berada diluar, tentu letih sekali, tapi rasa suka-cita telah mengalahkan rasa letih kami. Nanami sepanjang perjalanan pulang ke Kobe, ia tertidur pulas sekali didalam bus. Capek rupanya ia. Begitulah ceritanya, mengawali percakapan kami pagi ini.
***
"Kaki Nami sakit?, sini mama pijitin…", Ia kemudian menyodorkan kaki kananya ke arahku. Papa Nami tak kuasa menahan geli menyaksikan aksi si mungil kesayangannya.
"Enak?"
"Unn, enak…" katanya menyeringai nakal. Kemudian gantian dengan kaki kirinya disodorkan. Kalau ingat adegan ini, persis seperti papanya yg sering minta pijit.
"Udah…" kataku mengakhiri pijitan terakhir. Sambil kembali kumasukkan kakinya ke dalam selimut Pooh-san kesayangannya.
"Lagi?" katanya tiba-tiba.
"Hah, lagi?" saya dan suami jadi tertawa sangat geli dibuatnya. Rupanya kakinya pegel kali ya dari jalan2 kemarin itu.
"Sini, gantian papa pijitin", sahut suamiku meraih kaki nami-chan menawarkan bantuan. Tumben, hehehe…kalau bukan utk putri kesayangannya, mana mau dia, hehehe…
"Kasihan ya anak papa, masih 2,5 th disuruh jalan terus", guraunya pada putri kesayangannya.
Pagi ini kami mengawali pagi dgn senyuman dan tawa oleh ulah anak kami, entah apa lagi yang diperbuatnya besok, entah apa lagi kejutan yang dihadirkannya esok. Berbagilah nak, berbagilah suka-citamu dengan kami. Terus…
Dengan cinta dari Port Island, 10 April 2006
Salam hangat untuk semua…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar