Sepatah Kata

SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...

Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.

Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.

Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^


Daisypath Anniversary tickers

Senin, 21 Desember 2009

Cukup dua saja...

"Banyak anak banyak rezeki ya bu...," ujarku pada seorang kawanku yang memiliki tujuh orang anak. "Ya... anak memberikan rezeki..." balasnya.
"Hmm..., kalau di jakarta sudah umum orang tak ingin banyak anak, cukup dua saja..." lanjutku.
"Udah pada jenuh ya ngurus anak..." katanya lagi.
"Bukan bu, karena soal anak selalu dikaitkan dengan faktor biaya, ibu belum tahu ya, biaya daftar sekolah sekarang mahal sekali loh bu..." kataku sambil menguraikan daftar SDIT dengan tarif selangit yang aku ketahui. Maklumlah ibu yang aku ajak omong ini sudah 11 tahun menetap di malaysia.
"Oh ya?"
"Padahal ngga ada korelasinya ya bu..." kataku seakan-akan menuntut pembenarannya.
"Ya, anak membawa rezekinya masing-masing..."

Selama 6 bulan di Malaysia, seringkali aku jumpai mereka yang memiliki anak lebih dari 5 orang terutama ketika di kedai makan karena terkadang aku iseng menghitung jumlah kursi yang mereka tempati dan buat aku dan suami terkesima. Dua saja sudah bikin aku repot sampai taring2 di kepalaku keluar hahaha. Apalagi 5,6,7?? MasyaAllah, jika itu terjadi padaku apakah aku sanggup yah...?. Pernah suatu ketika aku kesal sekali dibuat si sulung, si kakak ngga mau ke tempat air pancuran sendiri saat berada di areal kolam renang padahal jaraknya dekat dan masih terlihat olehku. Ya udah deh marah aku padanya. Ibu ini menegurku supaya lebih bersabar. Ihhhh.... aku jadi malu deh, padahal anak dia ada 7 orang. Pastilah dia orang yang sabar.

Seorang ibu yang lain yang duduk disebelahku dan sedari tadi diam akhirnya menimpali. "Pokoknya yakin aja takdir dan rezeki itu ngga bakal ketukar..."
Sepanjang perjalanan menuju tempat halaqoh, saya meresapi kata-katanya. Kata-kata yang seringkali kudengar, tapi kali ini benar-benar menggugahku. "Ya... kita tidak pernah tahu takdir yang terjadi pada kita tapi yakinlah takdir dan rezeki itu tak akan tertukar..." hatiku berbisik. Yang terpenting adalah bagaimana kita mensyukuri semua pemberianNya. Kusentuh perutku yang tiba-tiba bergetar. Si adek dalam perut sedang bermain-main denganku. Sudah hampir 6 bulan usianya. Abdul. Bisikku.

Beruntung aku berada dalam teman-teman yang selalu mengingatkan, dan mengajakku untuk selalu dekat kepadaNya. InsyaAllah.

---Mama nanami dan souichiro, 20 Des 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar