Sepatah Kata

SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...

Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.

Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.

Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^


Daisypath Anniversary tickers

Selasa, 22 Desember 2009

Tak Kuasa Menolak

 27 Mei 2006
-----
 
"Ting tong…", terdengar bunyi bel rumah.
"Dare desu ka?", kataku lewat mikrofon dari dalam rumah.
"Yubinkyouku desu…" kata suara yg keluar dari mikrofon itu.
"Hai, hai, chotto matte kudasai ne…", sambil bergegas menuju pintu rumah. Bayanganku akan menerima sesuatu kiriman entah itu surat dari adekku yg senantiasa mengirimiku kabar ataupun yang lainnya yg membuat hatiku senang surut perlahan. Ternyata bukan surat atau sesuatu yg kuharapkan sebelumnya. Kudapati seorang pria sedang hormat didepanku.
Seorang pria muda dgn balutan jas berdasi rapi menyapaku dengan sangat sopan. Yah wajar saja namanya juga orang jepang, yg terkadang menurutku sikap terlalu sopannya menjadi diri ngga enak sendiri melihatnya atau emang diri ini biasa tak sopan hehehe. Tidak lama sebuah brosur yg isinya berbagai macam "Hoshiimono" keluar dari tas hitamnya yg besar, "hoshiimono" ini bahasa serabutan yg kupakai utk menggambarkan barang-barang yang diinginkan. Entah benar atau tidak istilah itu utk menyebutkan berbagai macam makanan dan minuman yang tertera dijual disana, yang jelas pria berbalut jas itu mengerti. Tanpa aku pinta Pria yg akhirnya kutahu bernamaYamanaka-san itu menjelaskan bahwa pemesanan ditulis sesuai hoshimono yg tertera tiap bulannya. Misalnya bulan Juni, Juli dst ingin hoshimono apa, yah diisi di formulir isian yg secepat kilat dia sodorkan juga. Waduhhh sabar toh mas Yamanaka….
Kulirik lagi brosur itu antara mau tak mau, sambil fikiranku menduga-duga, ohh orang ini jualan toh, wakk musti beli dongggg!! Eng ing eng…rambu kuning di kepalaku mulai keluar warnanya.
Tapiii, apa kaitannya dgn yubinkyouku? pikirku heran. Hmmm ternyata pemesanan dilakukan lewat jasa pos toh! Jelas sudah.Walau memakan waktu cukup lama di depan pintu utk mengerti bhsnya Yamanaka-san itu akhirnya ngerti juga maksud kedatangannya. Mungkin begitu jugaYamanaka-san berusaha keras berkomunikasi dgnku dgn bahasa yg mudah hehehe…
"Tapi, disini kan dekat dgn Supa, Desyou?" tak kuteruskan kalimat selanjutnya.
"Iya, tapi hoshimono ini dari tempat2 terkenal dan pilihan, memang sedikit mahal tapi rasanya berbeda dari supermarket biasa…" katanya berusaha meyakinkanku.
"Tolong lihat dulu", katanya lebih lanjut.
"Tapi saya tidak tahu apa saya akan beli atau tidak…"
"Tidak apa-apa, beli dua atau satu juga tidak mengapa…"
Waduhhh gigih bener nih orang….maksudku tuh mas maunya ngga beli!!
"Yah udah saya liat dulu yah…"
"ARIGATOU GOZAIMASU…"  katanya bahagia sambil menunduk berkali-kali.
Duhh si mas…bikin ngga enak hati aja.
"Saya datang lagi besok.."
"HAhh, besok? untuk apa mas? saya akan kirim ke pos sendiri kok," rambu kuning kembali kedap-kedip.
"Saya akan jelaskan bagaimana cara pengisiannya besok dan pengisiannya harus lewat saya"
"Tapi saya tidak tahu loh akan beli atau tidak", kataku meyakinkannya lagi.
"Hai, daijoubu des, arigatou gozaimasu" kata Yamanaka-san mengakhiri pembicaraan panjang kami.
Fuihhh. Lemas aku dibuatnya. Setengah terpaksa kubuka kembali brosur yg diberikannya, hoshimono mulai dari bulan Januari sampai Desember ada disana. Sambil fikiranku melayang-layang besok aku harus berkata apa yah utk menolaknya. Harus ada cara pokoknya… Kubalik-balik lagi lembar demi lembar, hmmm keliatannya buah bulan ini enak, hmmm yogurt ini keliatannya enak, Nanami pasti suka, dan sempat kulirik susu kedelai yg tertera disitu, wahhh ini bagus nih utk ibu hamil. HUUUSHH!! apa yg aku pikirkan? Diriku membuyarkan sendiri lamunanku. Bukannya tadi udah pasti mau menolak besok!!! Dasar Sales pikirku, emang pinter dia jualan.

Pengalaman ini bukan sekali aku alami selama aku disini. Setahun lalu pernah kami berlangganan koran berbahasa inggris, itu juga karena eksiden spt ini, ngga enak menolak, dan juga ngga ada buruknya berlangganan koran, sama spt sekarang ini ngga ada buruknya menikmati sesekali hoshimono yg agak mahal itu. Padahal ingat2 waktu di tanah air, kalau ada yg permisi-permisi mau jualan, buka setengah pintu dan cukup berkata "maaf mas, lain kali aja". Setelah itu langsung tutup pintu kembali. Sebenernya siapa yg ngga sopan yah?? Malu aku kalau ingat dulu-dulu…
Akhirnya untuk ketiga kalinya dia datang lagi ke rumah untuk mengambil formulir isian yg telah aku isi. Salut aku sama kegigihan Yamanaka-san pdhal sudah aku kasih alasan macam-macam, tapi justru krn kesopanannya lah aku tak kuasa menolak. Kesopanan sudah menjadi ciri khas orang jepang sptnya. Bahkan terkadang ketika berada di lift pun seorang nenek bersikeras mendahulukanku utk keluar dahulu. Siapa yg merasa lebih muda yah?? Tapi mungkin saya juga harus belajar bagaimana utk menolak seseorang tanpa menyakiti perasaan orang lain. Jangan sampai akhirnya kita melakukan sesuatu dgn sia-sia, tanpa manfaat sama sekali dan tanpa niatan yang tulus ikhlas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar