"Dare desu ka?", kataku lewat mikrofon dari dalam rumah.
"Yubinkyouku desu…" kata suara yg keluar dari mikrofon itu.
"Hai, hai, chotto matte kudasai ne…", sambil bergegas menuju pintu rumah. Bayanganku akan menerima sesuatu kiriman entah itu surat dari adekku yg senantiasa mengirimiku kabar ataupun yang lainnya yg membuat hatiku senang surut perlahan. Ternyata bukan surat atau sesuatu yg kuharapkan sebelumnya. Kudapati seorang pria sedang hormat didepanku.
Seorang pria muda dgn balutan jas berdasi rapi menyapaku dengan sangat sopan. Yah wajar saja namanya juga orang jepang, yg terkadang menurutku sikap terlalu sopannya menjadi diri ngga enak sendiri melihatnya atau emang diri ini biasa tak sopan hehehe. Tidak lama sebuah brosur yg isinya berbagai macam "Hoshiimono" keluar dari tas hitamnya yg besar, "hoshiimono" ini bahasa serabutan yg kupakai utk menggambarkan barang-barang yang diinginkan. Entah benar atau tidak istilah itu utk menyebutkan berbagai macam makanan dan minuman yang tertera dijual disana, yang jelas pria berbalut jas itu mengerti. Tanpa aku pinta Pria yg akhirnya kutahu bernamaYamanaka-san itu menjelaskan bahwa pemesanan ditulis sesuai hoshimono yg tertera tiap bulannya. Misalnya bulan Juni, Juli dst ingin hoshimono apa, yah diisi di formulir isian yg secepat kilat dia sodorkan juga. Waduhhh sabar toh mas Yamanaka….
"Iya, tapi hoshimono ini dari tempat2 terkenal dan pilihan, memang sedikit mahal tapi rasanya berbeda dari supermarket biasa…" katanya berusaha meyakinkanku.
"Tolong lihat dulu", katanya lebih lanjut.
"Tapi saya tidak tahu apa saya akan beli atau tidak…"
"Yah udah saya liat dulu yah…"
"ARIGATOU GOZAIMASU…" katanya bahagia sambil menunduk berkali-kali.
Duhh si mas…bikin ngga enak hati aja.
"Saya datang lagi besok.."
"HAhh, besok? untuk apa mas? saya akan kirim ke pos sendiri kok," rambu kuning kembali kedap-kedip.
"Saya akan jelaskan bagaimana cara pengisiannya besok dan pengisiannya harus lewat saya"
"Hai, daijoubu des, arigatou gozaimasu" kata Yamanaka-san mengakhiri pembicaraan panjang kami.
—
Pengalaman ini bukan sekali aku alami selama aku disini. Setahun lalu pernah kami berlangganan koran berbahasa inggris, itu juga karena eksiden spt ini, ngga enak menolak, dan juga ngga ada buruknya berlangganan koran, sama spt sekarang ini ngga ada buruknya menikmati sesekali hoshimono yg agak mahal itu. Padahal ingat2 waktu di tanah air, kalau ada yg permisi-permisi mau jualan, buka setengah pintu dan cukup berkata "maaf mas, lain kali aja". Setelah itu langsung tutup pintu kembali. Sebenernya siapa yg ngga sopan yah?? Malu aku kalau ingat dulu-dulu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar