|
Gambar: Dok-pri, Play Area Hotel Tanjung Bungah |
Menurut Dirjen PAUDNI Prof.Dr. Lydia Freyani Hawadi bahwa ada dua hal pengembangan potensi anak yaitu mengamati kecenderungan kecerdasan anak yang terlihat dari performansi anak dan memberikan stimulus dan pengayaan kegiatan anak dalam bidang kecerdasannya.(sumber:
http://www.paud.kemdiknas.go.id/)
Proses mengamati kecenderungan dan pemberian stimulus thd potensi yang dimiliki anak (kognitif, sosial dan psikomotorik) dilakukan oleh orang tua sebagai guru pertama dalam hidupnya, dan guru ketika anak memasuki gerbang pendidikan awal (kelompok bermain, tk ataupun paud). Karena di lingkungan yang baru inilah anak akan menemukan pengalaman-pengalaman baru yang berbeda dan mungkin saja tidak di dapat di lingkungan rumah yang insyaallah kesemua ini akan dapat mengeluarkan kemampuan dalamannya dan mengoptimalkan potensi dirinya. Semoga.
Tulisan dibawah ini mengajak kita para orangtua untuk ambil peduli terhadap potensi anak dan membina hubungan yang sinergi dengan guru dan sekolahnya. Selamat membaca dan semoga menjadi manfaat untuk kita semua...
*************
POTENSI KREATIVITAS PADA ANAK
Oleh: Herning Banirestu
Setiap anak pasti memiliki kreativitas, karena pada dasarnya kreativitas bertujuan untuk memanfaatkan segala kemungkinan, bahkan yang bertentangan dengan rasio. Karena perkembangan kognitif anak belum mencapai taraf logika formal, maka lebih besar pula kesempatan bagi anak untuk bereksperimen dengan kreativitasnya tersebut.
Pada akhirnya sikap lingkunganlah yang akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak. Bila anak dibesarkan di lingkungan yang sangt memperhatikan logika dan aturan yang kaku, maka anak juga akan belajar menjadi taat pada aturan dan cenderung kaku. Tetapi bila anak sangat dibebaskan dalam berkreasi, ia akan memiliki rasa aman bahwa kreatif tidak jelek dan mungkin dapat menolak semua aturan. tentu saja cara memfasilitasi perkembangan kreativitasnya namun juga mengerti bahwa aturan perlu ada dan perlu ditaati.
Merenda Potensi Anak Sejak Dini
Saat seorang anak berusia 4 tahun, ia memasuki tahap perkembanga baru yang disebut masa kanak-kanak awal. Bila di masa-masa sebelumnya lingkungan anak masih terbatas di rumah dan sekitarnya, maka kini anak mulai melebarkan lingkungannya. Salah satunya adalah dengan memasuki Play Group atau Taman Kanak-Kanak. Di tempat barunya ini, anak akan mengenal lebih banyak orang, baik yang sebaya dengan dirinya maupun orang dewasa lainnya.
Pengalaman baru ini akan memberi banyak kesempatan bagi anak untuk mengoptimalkan potensi yang dimilkinya; pengalaman berbagi baru, pengalaman mengerjakan permainan baru, pengalaman berinteraksi dengan ibu/bapak guru, dan pengalaman untuk mencoba mandiri. Kesempatan inilah yang membuat pendidikan di TK menjadi sesuatu hal yang penting dan sangat bermanfaat bagi perkembangan anak.
Oleh karena itu, Taman Kanak-Kanak mempunyai peran penting dalam mengembangankan potensii anak, selain orang tua sebagai pendidik pertama anak. Sinergi yang baik antara orang tua dan TK akan menghasilkan anak-anak yang bahagia, cerdas, lincah dan kaya emosi.
Potensi Apa Yang Anak Miliki?
Untuk memaksimalkan peran TK dalam pengembangan potensi anak, maka kiranya perlu diketahui dahulu potensi yang dimiliki anak pada usia ini, sehingga dapat disusun suatu program/metode pengembangan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan anak.
Potensi pada Kemampuan Kognitif/berpikir
Fungsi mental anak usia ini akan berkembang dengan sangat cepat. Anak mulai mengembangkan cara berpikir yang lebih maju dari masa sebelumnya, meskipun masih banyak keterbatasannya. bebrapa ciri acra berpikirnya berupa egosentris (segala hal dipandang dari sudut anak sendiri), symbolic functioning (anak bisa memberi arti/makna pada sesuatu), animisme (menganggap bahwa semua benda di sekitarnya memiliki kehidupan), mengenal hubungan sebab-akibat sederhana, mengenal konsep sederhana (bentuk, warna, ukuran progresif, waktu, bagus/jelek, spasial, dll), fungsi memori yang semakin bertambah, kemampuan berbahasa yang meningkat.
Potensi Pada Kemampuan Sosial dan Kepribadian
Sumbangan dari pola asuh orang tua, sekolah, cara bermain dan permainan, pengaruh teman sebaya menyebabkan seorang anak mengadopsi peran gender yang diajarkan adanya secara langsung maupun tidak langsung. Peran gender ini perlu untuk diketahui anak, tetapi penting untuk tidak terlalu menekankan anak agar hanya mencoba segala sesuatu yang sesuai dengan gendernya.
Rasa takut, kemarahan dan agresi, sedih, rasa cemburu dengan saudara sekandung, dan respons emosi yang lain merupakan manifestasi dari perkembangan emosi yang lebih bervariasi.
Anak perlu dilatih dalam hal penerapan disiplin. Penundaan atau kegagalan dalam memberikan disiplin dapat berakibat kurang baik dan akan lebih sulit diperbaiki di masa depan.
Potensi Pada Kemampuan Psikomotor
Perkembangan fisik dan motorik adalah hal yang pertama kali akan terlihat perubahannya. Secara umum perkembangan psikomotor terbagi dalam 2 bagian yaitu motorik kasar dan motorik halus. erkembangan yang terjadi pada anak saat usia 4 - 6 tahun adalah :
berjalan dan berlari (mengontrol kegiatan berhenti, mengatur kecepatan, mengatur arah)
melompat (lompatan lebih tinggi, arah lompatan ke depan / belakang / samping)
menangkap (bisa menangkap bola yang lebih kecil, menangap dengan telapak tangan)
menulis (memegang pensil dengan benar, mengontrol bentuk goresan, mulai mengatur kekuatan tekanan garis)
membuat bangun (dengan balok yang lebih kecil, mengatur letak balok dengan menjaga keseimbangan bangun)
mengontrol ketrampilan tangan dan jari (melipat, menggunting, menempel)
*********
(Disarikan Dari Bahan Presentasi Oleh Sherly Saragih T., Psi--Psikolog Klinik Anakku Bekasi--Pada Simposium Awam "Motivasi Belajar Pada Anak & Permasalahannya")
*********
Sumber:
http://www.swamail.com/OnlineRef.php?j=view&id=8&OnlineRefContent_id=56&dropdown=8