Hari berganti hari, dan tahun demi tahun pun berlalu. Ternyata ketakutannya dengan binatang peliharaan masih membekas. Dia tidak akan berani menyentuh sama sekali kucing tetangga yang kebetulan sering mampir ke halaman belakang rumah kami untuk segelas susu. Begitu pun ketika kami ajak anak-anak ke Zoo Negara di Kuala Lumpur, dia seakan-akan menjaga jarak dan tidak mau posisi badannya dekat dengan pembatas pagar Singa, kebetulan kami melewati zona hewan liar. Dia takut sekali dan sesekali meminta diriku agar menepi ke belakang karena khawatir singa itu akan melompat melintasi sungai di depan kami dan memintaku segera menjauhi kandang Singa itu.
Namun demikian, disisi yang lain, Ichiro yang tahun ini genap 6 tahun usianya, paling suka membaca buku ensiklopedi tentang berbagai macam hewan, mulai dari hewan peliharaan, hewan ternak, hewan hutan, hewan laut, hewan mamalia, burung-burung, sampai kepada hewan liar. Dia begitu asyik tenggelam dengan hewan-hewan itu dan selalu bertanyakan hewan apakah itu dan apa kebolehannya.
Saya jadi heran sendiri dengan rasa takutnya itu terhadap hewan. Saya jadi mengingat-ingat apa kiranya yang menyebabkan dia begitu takut mendekati hewan peliharaan dan cukup senang dengan hanya memandang dari kejauhan. Pelan-pelan dan samar-samar ingatan saya kembali lagi ke zaman kanak-kanaknya, ketika dia masih berumur 2 tahun. Kebetulan saya sering mengajaknya ke rumah neneknya yang jaraknya dari tempat tinggal kami cukup dekat. Ketika bersama-sama dengan nenek atau kakeknya menyusuri taman di depan rumah kakek dan nenek seringkali berpapasan dengan kucing-kucing liar yang tak bertuan. Alhasil, sang nenek yang merasa sayang dengan cucu dan tidak ingin tangan cucunya nanti kotor karena memegang kucing, maka neneknya pun selalu berkata : "Jijik ih jijik, takut ih takut.." kurang lebih begitulah kalimatnya. Awalnya saya ingin protes kepada mama saya tapi itu tidak saya lakukan. Sekembalinya ke rumah, akhirnya saya pun melakukan hal yang sama seperti yang mama saya katakan saat berjumpa dengan kucing-kucing liar tak bertuan itu. Dan spontan, Ichiro pun menjadi takut setiap kali berjumpa kucing atau hewan-hewan lainnya. Hingga kini.
Lain halnya dengan adiknya, Adul, yang berumur hampir 2 th itu. Anak ini tidak takut sama sekali dengan kucing. Kucing-kucing tetangga yang jumlahnya hampir selusin itu mondar mandir datang ke halaman belakang rumah kami untuk segelas susu yang diberi oleh Adul. Adul sangat sayang dengan kucing tetangga. Dia pun tidak merasa takut sama sekali untuk menyentuhnya. Pesanku hanya satu kepadanya, cuci tangan setelahnya.
Jika waktu bisa kembali tentu saya tidak akan mengulangi perbuatan bodoh saya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar