Kuantan kota kecil dari sebuah negeri terbesar di semananjung malaysia, Pahang, merupakan kota tempat kami berpijak saat ini. Kota yang masih kaya dengan hutan tropikalnya serta lautnya yang biru dan orang2nya yang cukup ramah dan bersahabat menjadikan kota ini rumah ketiga kami selama perjalanan hidup kami setelah kobe dan jakarta. Di Kota inilah, anak saya yang nomor 3 lahir, mungkin suatu hari nanti saya akan mengingatinya sebagai kenangan indah kami di hari tua...
Sepatah Kata
SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...
Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.
Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.
Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^
About Me
Minggu, 05 Februari 2012
Asaku...
Sekarang lagi semangat ngumpulin info2 ttg pendirian tk dan kb dan satuan pembelajarannya. Dan saya mulai melakukan penelusuran mengenai perizinan dan tentu saja faktor keuangannya yang mendukung terwujudnya cita-cita saya itu. Ketika asa itu masih dalam sebuah angan-angan, terasa jauh dan sulit untuk direalisasikan, tetapi ketika kita mulai sedikit demi sedikit melakukan penelusuran dan penelitian kecil-kecilan tentangnya menyangkut tentu saja yang paling urgen adalah faktor aliran keuangannya, maka kesulitan yang awalnya seperti sebuah batu besar yang bersemedi di bahu ini semakin menyurut dan menyurut. Ahh semoga saja, kali ini bukan hanya isapan jempol layaknya para anggota DPR. Hehehe...
Keinginanku sebenarnya ngga muluk-muluk yaitu ingin mendirikan sebuah sekolah taman kanak-kanak yang penyayang, yang tidak ada kekerasan di dalamnya (STOP BULLYING THE CHILDREN) yang masih saya dapati hingga hari ini, di tempat saya bermukim sekarang. Sedihnya jika saya mendapatkan kekerasan pada anak-anak itu dilakukan oleh seseorang yang sudah memiliki sertifikat untuk menyandang kata GURU. Nangis batin saya jika mendengar anak saya yang berusia 5 tahun berkata pada saya bahwa temannya ada yang ditampal mulutnya dengan plester karena melakukan kenakalan di dalam kelas. Marah sekali diri saya ketika dari mulutnya terucap "tadi cikgu cakap kalau bising, mama bolehkan rotan..." (HAHH APA?? KAPAN SAYA PERNAH BILANG SPT ITU?). Pilu hati saya manakala saya mendapati seorang guru disiplin mengangkat tinggi-tinggi rotan itu dan mendaratkan dengan begitu kerasnya ditangan mereka yang mungil...? Ahhh sampai hati para guru-guru itu....
Taman Kanak-kanak sebagai rumah kedua bagi anak-anak untuk mendapatkan ilmu, setelah pendidikan dari dalam rumah tentunya adalah sekolah pertama bagi pembentukan pribadi yang luhur kanak-kanak di kemudian hari. Kasih sayang, sopan santun, akhlak dan pembentukan karakter diri menjadi pembelajaran penting bagi anak-anak usia dini dan asas mereka di kemudian hari.
Saat ini begitu maraknya sekolah-sekolah TK yang menawarkan berbagai sarana dan prasara yang selangit biayanya. 10 juta, 15 juta, 20 juta, 40 juta? Semua angka-angka itu membuat saya mengurut dada mengingat masih banyak rakyat kita kelaparan dan tidak punya pekerjaan.
Alhamdulillah saat ini pemerintah juga sudah ambil peduli terhadap kanak-kanak, terbuktinya dengan lahirnya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di berbagai tempat di Indonesia beberapa tahun silam. Saya mendukung sekali kelahiran PAUD ini. Walaupun mungkin masih ada pembenahan disana-sini dari sisi kualitas gurunya dan prasarannya, tapi langkah baik pemerintah sudah sepantasnya kita beri dukungan dan apresiasi tinggi.
Oleh karenanya saya juga teringin mendirikan TK yang dapat terjangkau oleh lapisan menengah dan menengah ke bawah.
***Keinginan ini yang membuatku ingin segera pulang... untuk baktiku pada ibu pertiwi... ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar