Kuantan kota kecil dari sebuah negeri terbesar di semananjung malaysia, Pahang, merupakan kota tempat kami berpijak saat ini. Kota yang masih kaya dengan hutan tropikalnya serta lautnya yang biru dan orang2nya yang cukup ramah dan bersahabat menjadikan kota ini rumah ketiga kami selama perjalanan hidup kami setelah kobe dan jakarta. Di Kota inilah, anak saya yang nomor 3 lahir, mungkin suatu hari nanti saya akan mengingatinya sebagai kenangan indah kami di hari tua...
Sepatah Kata
SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...
Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.
Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.
Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^
About Me
Kamis, 17 Februari 2011
Kejarlah Akherat Dunia akan mengikuti
Harta memang membuat lupa, lupalah kita akan kewajiban menunaikan fardhu ain, atau mengulur-ulur waktu sholat saat jelas-jelas masuk waktu sholat karena mungkin janji temu dengan klien itu lebih penting, tak tergerak pula pribadi-pribadi yang diberi jiwa olehNya untuk menambah tabungan akherat dengan sholat-sholat sunat lainnya (Astagfirullah al adzim). Padahal, waktu kita banyak untuk mengerjakan itu semua. Kita malah lebih suka terkikik-kikik menyaksikan acara wipeout di saat-saat kita boleh menunaikan sholat dhuha. Lupa juga kita akan kitab suci Al-quran yang sememangnya menjadi pegangan hidup kita, kita biarkan Al-quran nur karim itu tergeletak dalam rak buku diselimuti debu. Tak bergeming juga kita untuk menghadiri majlis-majlis pengajian yang dapat menentramkan diri dengan alasan sibuk dengan si kecil. Lupa juga kita akan kewajiban kita untuk berzakat yang sememangnya seorang muslim dan muslimat tunaikan. Sehingga mungkin dengan cara lain Allah akan mengambilnya kembali dari kita. Pusingnya memikirkan dunia, tambah lagi lupa kita untuk mendermakan sedikit milik kita kepada saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan. Astagfirullah Al-Adzim.
Ahhh, banyak sudah kenikmatan-kenikmatan akherat yang sengaja kita lalaikan. Seakan-akan kita akan hidup 100 tahun lagi. Seakan-akan urusan akherat menjadi nomor kedua kita. Padahal, kita menginginkan Allah SWT mencabut nyawa kita dalam keadaan terbaik, dengan keimanan terbaik, dengan keislaman terbaik, sehingga syurga pun menjadi cita-cita dari akhir perjalanan hidup ini.
Sebagaimana Surat At-Taubah:122 : Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu`min itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Ayat diatas bukan langsung serta merta saya ambil dari Al-Quran, melainkan karena di pagi ini saya baru saja disentil dalam siraman rohani di salah satu stesen TV (acaranya namanya sehiris peria secawan madu).
Makna yang terkandung dari ayat itu mengajak kita untuk memperdalam pengetahuan agama kita, karena itulah bekal kita di akherat. Yakinlah jika kita mengedepankan akherat, insyaallah dunia akan mengikuti, sukses dalam kehidupan pun akan diraih.
"Ya Allah Ya Rabb, senantiasa rahmatilah aku dan keluargaku dan keduaorangtuaku, serta saudara-saudaraku semuslim, " Amin YRA.
---
Sekedar untuk mengingati diri sendiri saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar