Kuantan kota kecil dari sebuah negeri terbesar di semananjung malaysia, Pahang, merupakan kota tempat kami berpijak saat ini. Kota yang masih kaya dengan hutan tropikalnya serta lautnya yang biru dan orang2nya yang cukup ramah dan bersahabat menjadikan kota ini rumah ketiga kami selama perjalanan hidup kami setelah kobe dan jakarta. Di Kota inilah, anak saya yang nomor 3 lahir, mungkin suatu hari nanti saya akan mengingatinya sebagai kenangan indah kami di hari tua...
Sepatah Kata
SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...
Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.
Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.
Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^
About Me
Senin, 21 Februari 2011
Aku ingin pulang...
Aku yang berada nun jauh disini merasakan diri gagal sebagai anak. Aku selalu menganggap beliau- mamaku seorang yang superwoman, tidak banyak mengeluh, dan sangat mengeri anak-anaknya. Semua hal selalu dikerjakan sendiri bahkan untuk urusan memasang lampu sekalipun. Diapun tidak banyak mengeluh walaupun sesungguhnya beliau sedang sakit. Beberapa hari menjelang sakitnya itu, aku sering mengiriminya sms menanyakan kabarnya, sehat kah, bagaimana dengan kakinya, dsb, saat itu beliau menjawab bahwa dirinya baik2 saja, sehat-sehat saja dan lagi senang senang. Mengapa dia harus membohongi aku anaknya, tapi aku paham sifat mamaku sendiri, beliau memang tidak ingin anak-anaknya menjadi risau karenanya.
Aku bersyukur kakakku dan adikku ada di dekat mamaku saat ini. Setidaknya kekhawatiranku sedikit berkurang. Saat ini aku ingin sekali pulang, aku ingin menengokinya, aku ingin berada disisinya saat ini, dan memasakkan untuknya. Ahhhh.......
----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar