Sepatah Kata

SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...

Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.

Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.

Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^


Daisypath Anniversary tickers

Senin, 21 Februari 2011

Aku ingin pulang...

Gundah gulana rasanya mendengar mamaku nun jauh di seberang lautan kini tengah sakit. Jantungnya membengkak karena keracunan obat. Obat yang selama ini dijual bebas dan beliau kira dapat meringankan sakit yang tak tertahan di bagian sendi-sendi lututnya. Beliau memang seperti itu selalu memakan obat2 yg dijual bebas tanpa resep dokter. Kadang beliau sudah laksana dokter itu sendiri. Obat yang tanpa resep itu dimakannya secara berkelanjutan selama 1 tahun terakhir. Mungkin karena dirasakan olehnya perasaan yang enak dan nyeri yang hilang membuatnya meneruskan untuk mengkonsumsi obat2 itu. Tapi ternyata obat-obat itulah yang membuatnya menjadi sakit kini, jantungnya membengkak. Usianya kini menjejaki 63 tahun sudah.

Aku yang berada nun jauh disini merasakan diri gagal sebagai anak. Aku selalu menganggap beliau- mamaku seorang yang superwoman, tidak banyak mengeluh, dan sangat mengeri anak-anaknya. Semua hal selalu dikerjakan sendiri bahkan untuk urusan memasang lampu sekalipun. Diapun tidak banyak mengeluh walaupun sesungguhnya beliau sedang sakit. Beberapa hari menjelang sakitnya itu, aku sering mengiriminya sms menanyakan kabarnya, sehat kah, bagaimana dengan kakinya, dsb, saat itu beliau menjawab bahwa dirinya baik2 saja, sehat-sehat saja dan lagi senang senang. Mengapa dia harus membohongi aku anaknya, tapi aku paham sifat mamaku sendiri, beliau memang tidak ingin anak-anaknya menjadi risau karenanya.

Aku bersyukur kakakku dan adikku ada di dekat mamaku saat ini. Setidaknya kekhawatiranku sedikit berkurang. Saat ini aku ingin sekali pulang, aku ingin menengokinya, aku ingin berada disisinya saat ini, dan memasakkan untuknya. Ahhhh.......
----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar