Sepatah Kata

SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...

Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.

Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.

Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^


Daisypath Anniversary tickers

Selasa, 30 Juni 2009

Bahasa Cinta Anak

Seringkali kita sebagai ibu berfikir telah menjadi ibu yang baik bagi anak2 kita setidaknya berusaha menjadi sosok ibu yang baik baginya. Seringkali kita merasa kita sudah berlaku adil pada putra-putri kita tetapi kenyataannya sering tidak demikian dalam kacamata anak. Ternyata ada 5 kategori bahasa cinta yang dimiliki seorang anak. Dan diantara 5 bahasa cinta itu ada satu bahasa cinta yang paling menonjol yang melekat pada anak tersebut. Saya juga baru tahu itu saat berkonsultasi dgn psikolog beberapa waktu lalu. Yuk kita lihat sama-sama dan coba menelaah satu persatu mana yang paling dominan pada anak kita.

1. Pelukan, Belaian, Ciuman
Apakah anak kita suka memeluk dan menerima pelukan? jika iya dan sering sering dilakukan berarti itulah bahasa cintanya. Anakku yang kedua paling suka menerima pelukan, belaian dan ciuman dariku, seperti juga dia melakukan hal yang sama untukku.

2. Waktu yang optimal
Tipe anak ini sukanya melakukan aktivitas hanya berdua saja. Apakah kita selaku orangtua sering melakukan aktivitas berdua? kalau anaknya baru satu rasanya tidak susah yah... Untuk aku yang punya 2 orang anak-- melakukan aktivitas berdua saja dgn si kakak rasanya hampir tak pernah terwujud, krn si adek selalu saja ingin tahu dan ingin nimbrung walaupun sudah diberikan kegiatan lain.

3. Pujian dan sanjungan
Apakah kita sering melakukan pujian dan sanjungan atas apa yang telah dihasilkan dan dicapai anak kita? jika belum seringkanlah karena itu akan menumbuhkan rasa percaya dirinya. Apakah anak kita tipe yang senang diberi sanjungan atau pujian? jika ya, maka berilah ia pujian atas apa yang dihasilkannya.

4. Pelayanan
Apakah anak kita tipe yang suka dilayani dan melayani? Anak tipe seperti ini maunya dilayani namun demikian dia juga suka melayani. Jadi perhatikan apakah anak kita misalnya suka mengambilkan minum saat kita pulang dari kantor? dan apakah ia suka memberi hadiah pada kita? (misalnya mengirim surat, membelikan hadiah2 kecil jepit rambut dsb). Anak dgn tipe ini juga sangat suka diperlakukan hal yang serupa. Nah, kalau anak kita masuk dalam kategori ini, hayo benahi diri kita sebagai orangtua apakah telah cukup memberikan pelayanan yang sama padanya?. Nanami paling suka menggambar dan setelah menggambar dia menulis di pojok atas, isinya "untuk mama i love you, dari nanami".

5. Penghargaan.
Apakah anak kita tipe yang suka melakukan sesuatu dan kemudian harus ada penghargaannya? Anak dgn tipe ini mungkin hanya mau melakukan sesuatu jika ada reward-nya. Apakah kita telah cukup memberikan rewards atas kerja kerasnya? boleh jadi tidak kan?

Dari 5 uraian tsb diatas, ada satu yang paling dominan dalam diri seorang anak. Saya pun baru tersadar selama ini bahwa saya sering kali menganggap remeh waktu berdua dengan anak saya yang pertama, bahwa saya mengira aktivitas bersama-sama adalah jauh lebih baik. Pantas saja dia sering meminta saya melakukan aktivitas berdua--mewarnai berdua, main PASS-- dan terkadang hampir tak pernah sempurna karena si kakak merasa privasinya terganggu. Boleh jadi, dia menuntut waktu yang lebih dgn saya. Sekarang saya berusaha memperbaikinya. Jika dia meminta semisal mewarnai bersama, saya katakan nanti yah setelah adek tidur, atau ketika adeknya bermain dgn papanya.

Mudah2an informasi ini bermanfaat untuk yang lainnya. Menurut saya tidak salah sesekali kita membawa anak2 kita ke psikolog bukan hanya sekedar ingin mengetahui tes IQ saja tapi lebih dari itu kita selaku orangtua bisa tahu sudah sejauh mana keberhasilan yang telah dicapainya dari berbagai sisi, apakah kemampuan verbalnya sejalan beriringan dengan kemampuan performancenya?. Kita bisa berdialog mengenai hal-hal yang kurang dan bagaimana menumbuhkan yang kurang tersebut menjadi lebih baik lagi. Tetapi sebelum ke psikolog, kita harus membuka diri kita seluas-luasnya, tdk ada yang ditutupi dan mau menerima segala masukan, dengan demikian kita akan dapat memperoleh manfaat yang besar dalam konsultasi tersebut.
Dan terakhir jangan pernah takut akan hasil apapun karena kalaupun hasilnya tidak sesuai yang kita inginkan, minimal kita tahu sekarang dan mengetahui bagaimana cara menstimulasinya.

Ini hanya curahan saya saja atau resume dari pengalaman saya pribadi bertemu psikolog anak (lirik ibu psikolog yang cantik dan baik RosDiana Tarigan), jika ada yang salah tolong ditambahkan yah... karena sesungguhnya mendidik anak itu tidak ada metode yang paling benar, karena yang paling pas dan cocok adalah yang punya anak itu sendiri. Namun setidaknya kita bisa belajar dan menjadi sosok ibu yang bijaksana bagi putra putri kita nantinya. Karenanya yuk kita sama-sama mewujudkan bahasa cinta belahan jiwa kita, shg kelak ia merasa menjadi sosok yang merasa dicintai, dikasihi dan dihargai, amin.

Salam manis dari Gambang,
Fitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar