Kuantan kota kecil dari sebuah negeri terbesar di semananjung malaysia, Pahang, merupakan kota tempat kami berpijak saat ini. Kota yang masih kaya dengan hutan tropikalnya serta lautnya yang biru dan orang2nya yang cukup ramah dan bersahabat menjadikan kota ini rumah ketiga kami selama perjalanan hidup kami setelah kobe dan jakarta. Di Kota inilah, anak saya yang nomor 3 lahir, mungkin suatu hari nanti saya akan mengingatinya sebagai kenangan indah kami di hari tua...
Sepatah Kata
SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...
Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.
Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.
Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^
About Me
Selasa, 30 Juni 2009
Harta
---
Kawanku…,
Apa artinya harta bagimu?
Padamu ingin aku bertutur…
Apalah artinya rumah megahmu?
jika mendapati mereka(dengan) gubuk reot.
Apalah artinya hidangan lezatmu?
jika menjumpai mereka(hanya) dgn tulang belulang.
Apalah artinya mobil mewahmu?
jika mendapati mereka(hanya) berjalan kaki
Apalah artinya uang berlimpah,
tabungan menumpuk di bank,
jika mendapati mereka dgn hutang menumpuk.
Harta…,
Kadang membutakan.
Harta…,
Kadang menggiurkan.
Harta…,
Kadang membuat lupa.
Harta…,
Kadang juga sebuah ujian!
Karena "nya",
Orang berlomba-lomba mengumpul
hingga tinggi seperti gunung jika bisa!
hingga mampu membangun istana itu harus!
tanda sebuah kesuksesan
derajat ukur kedigjayaan…
Mereka yang tua renta kini…
Menjadi nomor duamu
Menjadi bukan prioritasmu
Menjadi orang terbuangmu!
Padahal,Dulu…
kita adalah prioritas
Sekarangpun tetap prioritas!.
Karena "Harta",
Segala cara ditempuh
Studipun yang terbaik jika bisa
sebuah investasi menjanjikan di masa depan
Bayangan masa depan indah sudah di mata.
Karena "nya",
Lupa kita!
Bahwa disanaada milik si fakir dan miskina
da juga ridho dan doa ayahbunda
yang menjadikanmu sekarang
dengan segala kecukupan
dengan segala kemapanan.
Lupa kita!
padanya, pada mereka yang telah membesarkan…
dengan segala kekurangannya
Mereka cukupi kitaapapun ingin kita
seperti sang sulapdengan abakedabra…!
semua ada, semua terpenuhi
Hanya untukmu
Hanya untukmu…
dengan segala daya
dengan keringat dan airmata
yang tak pernah kita lihat
yang tak pernah kita dengar keluhnya
yang tak pernah kita sangka!
Jangan…!
Jangan pernah engkau ukur!
Jangan juga pernah engkau hitung-hitung!
Tak akan mampu engkau bayar…
Tak akan jua mampu engkau ganti…
keringatnya yang bercucur
Mukanya yang dulu menahan malu
agar engkau kenyang!
agar engkau tercukupi!
walau dengan istanamu sekalipun!
walau dengan segunung hartamu sekalipun!
Jikalau DIA mau
DIA mampu hanguskan hartamu
hanya dalam sekejap
seperti Tsunami saksi semua umat
seperti Ajal yg tak pernah engkau raba…
Pada mereka yang telah membesarkan
Ingin kuresapi laramu bunda
ingin kuresapi laramu ayah
dalam keluh dan desahmu
dalam himpitan relung hatimu
Ketika masih ada waktu…
Ketika masih ada waktu…
—Fitri.6 Nop 2006, Kobe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar