Kuantan kota kecil dari sebuah negeri terbesar di semananjung malaysia, Pahang, merupakan kota tempat kami berpijak saat ini. Kota yang masih kaya dengan hutan tropikalnya serta lautnya yang biru dan orang2nya yang cukup ramah dan bersahabat menjadikan kota ini rumah ketiga kami selama perjalanan hidup kami setelah kobe dan jakarta. Di Kota inilah, anak saya yang nomor 3 lahir, mungkin suatu hari nanti saya akan mengingatinya sebagai kenangan indah kami di hari tua...
Sepatah Kata
SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...
Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.
Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.
Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^
About Me
Jumat, 10 Juni 2011
Perjuangan Hidup
Memperjuangkan cinta dan kasih sayang diantara pasangan adalah mudah dilakukan manakala kesenangan selalu berada disekelilingnya, dan akan sangat sulit dilakukan apabila dihadapkan kepada kesusahan dan kesulitan.
Yah kita sebagai istri umumnya menginginkan kebahagiaan dan kesenangan saja yang kita rasakan dari pasangan kita, dari rumah tangga yang kita jalani. Padahal dalam berumahtangga tidak mungkin berjalan mulus-mulus saja tanpa melewati kerikil-kerikil kehidupan. Disaat susah itulah kita harusnya mengingat kembali bagaimana kita bertemu dahulu, bagaimana dulu kita berikrar untuk mencintainya di saat bahagia dan susah, bagaimana susahnya kehidupan yang kita jalani di awal-awal pernikahan dulu. Tapi kita dahulu tidak mengeluh karena kita menghadapinya bersama-sama. Bahwa komitmen itu masih begitu kuat. Masalahmu juga masalahku.
Masih teringat jelas di dalam benak saya manakala saya hanya mendapati uang di tangan hanya tinggal lima puluh ribu rupiah saja sementara masih ada sepuluh hari lagi dimana suami saya akan menerima gaji bulanannya, sungguh itu saat-saat yang tersulit dalam kehidupan kami, atau ketika saya sedang mengandung anak pertamaku dan tak ada apapun untuk dimakan selain telur saja, saya berdoa dalam hati kepada Rabb yang memiliki jiwa-jiwa yang kecil ini, semoga apa yang saya makan itu menjadi daging bagi anak kami dan menjadikannya sehat dan cerdas. Dan memang makanan itu menjadi begitu lezat ketika dimakan.. Doa dan sholat menjadi kekuatan dan penolong bagi kami saat itu. Sungguh kebahagiaan itu tidak ada hubungannya dengan uang yang dapat membeli kemewahan, itu betul adanya.
Berjalannya waktu diiringi usaha dan tawakal, kemapanan akhirnya menghampiri kehidupan kami, mewujudkan apa-apa yang menjadi keinginan daripada anak-anak kami adalah hal yang paling membanggakan selaku orangtua. Bukankah begitu? Semua untuk mereka. Kepentingan mereka menjadi prioritas utama diatas kepentingan kita sendiri. Kita pun selaku istri menjadi lebih banyak menuntut dari pasangan kita lebih daripada kesanggupannya. Kita menjadi seorang istri yang tak pandai bersyukur. Ohh wahai para istri janganlah engkau berbuat begitu...tidakkah engkau lihat bagaimana suamimu membanting-tulang mencari nafkah hanya untuk membahagiakan istri dan anak-anakmu... Duhai para istri janganlah engkau menjadi istri yang tidak pandai bersyukur dan menambah sesak neraka yang sudah panas itu. Audzubillah min dzalik.
Pada hari ini akan kukatakan kepadamu duhai kekasihku, aku percaya padamu dan akan selalu mendukungmu disetiap keputusan yang engkau buat untuk kami. Walaupun saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita esok tapi saya yakin asalkan kita senantiasa bertawakal padaNya, selalu berikhtiar dan tidak putus asa, InsyaAllah Dia senantiasa akan memberikan petunjukNya. Dimana saja dirimu membawa kami sekeluarga, insyaallah saya siap mengharunginya bersama-sama dengan dirimu dan anak-anak kita. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmatNYA yang tiada putus-putusnya kepada keluarga kita, amin ya robbal alamin. Semoga keputusan yang engkau ambil akan mendekatkan kita kepada banyak kebaikan yang datangnya dari Allah dan semoga keputusan itu juga menjauhkan kita sekeluarga dari yang haram.
Ataghfirullah....
I always believe in you and supported every step you made for us. We'll go through this together. We'll reach our dream one day...Hope God always gives His Hand to us and blesses us with happiness all the time. InsyaAllah.
---
Just note in the morning....
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar