Kuantan kota kecil dari sebuah negeri terbesar di semananjung malaysia, Pahang, merupakan kota tempat kami berpijak saat ini. Kota yang masih kaya dengan hutan tropikalnya serta lautnya yang biru dan orang2nya yang cukup ramah dan bersahabat menjadikan kota ini rumah ketiga kami selama perjalanan hidup kami setelah kobe dan jakarta. Di Kota inilah, anak saya yang nomor 3 lahir, mungkin suatu hari nanti saya akan mengingatinya sebagai kenangan indah kami di hari tua...
Sepatah Kata
SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...
Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.
Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.
Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^
About Me
Jumat, 21 Januari 2011
Digigit Amirul Hakim!
Selepas mengantarkan Ichiro dari tadika, suamiku kembali lagi ke rumah untuk sarapan pagi. Sambil makan suamiku menyampaikan bahwa Ichiro sudah punya kawan sekarang. Hatiku pun senang mendengarnya. Seingatku dia hanya punya seorang kawan yang sering disebut-sebut dalam percakapan kami sehari-sehari, siapa lagi kalau bukan anak dari sahabatku, Farhan. Sebenarnya Ichiro anak yang mudah bergaul, cuma agak cuek sedikit.
---
Senja hari ketika suamiku balik dari pejabat, dia memanggil Ichiro. Ichiro tengah asyik memandang ke layar televisi.
"Ichiro, sini dulu, dekat dulu sama papa, cerita dulu sih siapa temannya yang manggil-manggil Ichiro tadi pagi di sekolah?" tanya suamiku pada jagoanku yang telah menginjak 4 th itu.
"Teman chiyo lah pa..."
"Iya siapa temannya? tahu ngga namanya?" Penasaran rupanya suamiku.
"Tahu..." katanya sok tahu.
"Namanya itu Amirul Hakim!" ucapnya setengah cadel.
"Oh, Amirul Hakim..."
Aku yang duduk di sebelah jadi teringin juga bertanya.
"Amirul Hakim tu macam mana orangnya? besar ke kecil?"
"Kecil macam iyo ma" katanya . Hihihi anakku mendriskripsikan dirinya kecil toh!.
"Oh, gitu..." kataku.
"Tadi kenapa lari-lari di dalam kelas, emang ngga dimarahin sama cikgu?" tanya papanya.
"Tak lah..." ucapnya penuh percaya diri.
"Itu loh Pah, biasanya cikgunya lagi ngajarin IQRA sama murid-murid lain dulu, makanya dia bisa lari kesana-kemari..." aku mencoba menjelaskan situasi yang biasa terjadi di tadikanya.
"Itu yang ngantri-ngantri tuh sedang apa?" tanya suamiku lagi. Rupanya dia melihat sebagian murid mengantri dalam barisan.
"Yah itu murid-murid yang ngantri untuk baca Iqra" kataku. Nah yang belum dapat giliran itu yang suka ribut sendiri. Termasuk anakku, hehehe.
"Padahal cikgunya banyak loh, pada ngapain yah? Pertanyaan retorika yang tak perlu dijawab.
Kembali lagi kami ke Ichiro.
"Terus kawannya siapa lagi dong selain Amirul Hakim?" tanyaku ingin tahu.
"Ngga tahu namanya..."
"Gimana sih Ichiro ni punya teman kok ngga tahu namanya," celotehku.
"Tadi..., chiro digigit sama Amirul Hakim!" celotehnya tiba-tiba. Hah??
"Apanya yang digigit?" Kaget aku.
"Tangan chiro ni..." sambil menunjukkan telunjuk kanannya ke aku.
"Sakit ngga?"
"Sakit, tadi chiro nangis di sekolah..." Hahh lagi dehh. Kok ngga bilang dari tadi sih Nak...
"Terus Amirul Hakimnya dimarahin dong sama cikgu?" tanyaku penasaran.
"Ngga...,"
"Kok ngga?"
"Chiro ngga bilang..."
"Emang cikgunya kemana?"
"Tak ada cikgu pun..., mah, mah.., soalnya mah, chiro ni..., ngga kasih tahu lah sama cikgu..." Celotehnya lucu. Hihihi baiknya anakku. Cuma heran aja kemana semua cikgu sampai anakku nangis aja ngga denger. Issh.
Suamiku pun jadi tertawa mendengarnya. Aku jadi sewot sendiri sama suamiku. Hahaha.
"Pada ngegosip kali cikgunya..." canda suamiku.
"Eh, udah dicuci belum jarinya yang digigit tu...kan bau..." candaku sambil mengernyitkan hidungku tanda bau.
"OHH, iya lah...bau..." katanya sambil menyiumi jarinya sendiri. Hihihi itu mah karena kamu udah kebanyakan main dari tadi siang, yah jelaslah bau!!
"Chiro mau cuci tangan dulu..." celotehnya sambil berlari ke tandas (wc).
Hahaha kami berdua (aku dan suami) jadi terkikik-kikik dibuatnya senja hari itu. Entah kejutan apalagi yang dibuatnya esok. Mudah-mudahan kejutan yang baik. I Hope so.
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar