Sepatah Kata

SEPATAH KATA SEMANIS KURMA...

Seperti halnya kereta dengan gerbong-gerbongnya yang panjang, kehidupanku pun demikian. Diantara gerbong-gerbong hidupku mungkin ada kamu--my beloved family, my dearest friend yang membuat kereta kehidupan-ku menjadi penuh arti dan sesak dengan canda dan tawa. Untuk Cintaku, aku akan selalu menemanimu dan terus mendukungmu sampai kapanpun, sampai bila-bila, dan untuk keluargaku nun jauh di Indonesia (Jakarta dan di Lampung) one day we will meet again I promise, dan untuk sahabat-sahabatku tetaplah jadi temanku yang selalu menemaniku anytime anywhere.

Kereta kehidupan akan bertutur tentang diriku, dan kehidupanku disini, di negara yang masih baru bagiku Malaysia, di sebuah negeri yang terkenal dengan pantai timurnya, dengan hutan tropikalnya yang cantik, serta laut-lautnya yang tetap dibina semula jadi (natural), yah negeri Pahang Darul Makmur dengan bandar (ibukota) Kuantan, bersama suami dan anak-anakku tercinta.

Dan untuk teman-teman dunia mayaku yang baru aku kenal, salam kenal ya... mudah-mudahan kita bisa menjadi teman juga ya... *_^


Daisypath Anniversary tickers

Rabu, 19 Januari 2011

be be jadi BIBI !

Seperti biasa, satu rutinitas baru menambahi deretan pekerjaanku sebagai suri rumah (ibu rt) apalagi kalau bukan menjemput Ichiro pulang dari sekolah di Tadika Al-Banna dekat rumah. Sebenarnya usianya baru menginjak 4 th, hanya saja karena tahun ini usianya akan 5 th maka diapun sudah boleh masuk sekolah di tadika (setara dengan taman kanak2 TK A).

Tapi hari ini aku begitu letih sekali setelah pulang dari sekolah kakaknya di sekolah SJKC (Sekolah Jenis Kebangsaan Cina) untuk menengoknya sejenak pada jam istirahat. Hal yang biasa aku lakukan pada sulungku seminggu sekali. Teringin sekali sebenarnya bisa menengoknya tiap hari pada jam rehat sekitar pk.10 pagi dan mengantarkan makanan panas untuknya seperti halnya ibu2 cina dan ibu2 melayu disini.

Aku pulang ke rumah sebelum waktu pulangnya Ichiro maksudku tadi aku akan langsung ke sekolahnya Chiro, tapi kemudian aku memutuskan untuk langsung balik ke rumah saja. Rasa lapar membuatku lemas rasanya. Baru teringat kalau ternyata tadi aku belum lagi sarapan. Biarlah kali ini aku minta tolong Bibi untuk mengambilnya di tadika.

Dengan seragam hijaunya dan peci hitam bermotif songket orange kemerah-merahan itu dia memasuki gerbang rumah dengan senyumnya yang mengembang, sebuah senyuman yang nakal terkadang. Sambil melepaskan sepatunya, kuwarkan diri melepaskan beg sekolah dan beg makanan yg menggantung di lehernya dan bahunya itu.

"Hi sayang, assalamualaikum...." sapaku padanya saat masuk ke dalam rumah.
Dia tidak langsung membalas sapaku.
"Eh, jawabnya apa dong kalau ada salam?" kataku.
"Waalaikumsalam...," balasnya dengan kata2 yang belum jelas. Hihihi lucu kalau dia jawab.
Tadi belajar apa di sekolah?" sambil ku buka baju seragam hijau yang begitu serasi di badannya yang putih itu.
"Tadi belajar  e mah (bunyi dalam alphabet english), mama ajarin chiyo ya..."

Dia langsung mengambil selembar kertas dari dalam begnya dan menunjukkannya kepadaku. Nampak selembar kertas putih kosong dengan hanya 1 huruf e saja menghiasi kertas yang dibawanya itu. Aku menerima kertas itu darinya.

"Ohhh tadi  kamu belajar e yah? bisa nulisnya?"
"Tak...iyo tak bisa...." lanjutnya cepat.
"Mama tulis dulu disini...," sambungnya lagi.
"Ok ok, mama tulis disini ya, nanti iyo coba tarik garisnya ikutin garis putus-putus yg mama buat..."

Aku kemudian menulis huruf e besar-besar dalam garis putus-putus supaya dia mudah mengikutinya. Maklumlah ini kali pertama dia mencoba menulis sebuah huruf.  Susah sekali nampaknya untuknya menarik garis permulaan  yang berawal dari kiri kearah kanan itu dan kemudian menarik balik ke atas, ke arah yang berlawanan sehingga membentuk setengah lingkaran dari sebuah huruf e.

"Eiiitts, kamu mau ngapain?" aku melihatnya beranjak dari kursi dan kini posisinya berada  disamping buku tulisnya. Oooo, rupanya dia mau narik garis. Kekekek.
"Nulisnya ngga boleh pindah-pindah, duduk situ yang rapi, bukunya juga jangan diputar-putar..." perintahku.
"Tapi iyo ngga bisa nulisnya..." sambil memasang muka masam.
"Bisa...Ichiro pasti bisa...Chiro nulisnya pelan-pelan jangan buru-buru tarik garisnya, ikutin garis putus-putusnya." kataku.

Selama setengah jam dia pun asyik menuliskan huruf e kecil dalam bukunya, beberapa lembar halaman buku tulisnya ditandai dengan huruf e yang seperti ceker ayam itu. Hmmm walau begitu usahanya patut dihargai.

"Nah..itu iyo bisa, pandai..." kataku seraya memuji tulisannya
"Bagus ngga ma?"
"Bagus....tapi nulisnya jangan kecil-kecil, besar lagi cantik,"

Dia pun menambah lagi beberapa huruf e ke dalamnya. Kemudian dia melukis sebuah huruf baru. Sebuah huruf b.
"Huruf apa itu?"
"b!!" ucapnya spontan.
"Di sekolah diajarin huruf b juga?" tanyaku.
"Kalau huruf b buat dulu tongkatnya yang panjang, terus baru perutnya di bawah...," kataku mencoba menterjemahkan karakter dari huruf b.

Sayapun mencontohkan huruf b pada halaman kertas yang baru. Diapun mulai menulis beberapa huruf b. Sepertinya huruf b lebih mudah ditulisnya dibandingkan huruf e.
"Tongkatnya panjangin dikit dong..., nanti dikira huruf a lagi." kataku.
"Oo..iye...,"
Kemudian dia memanjangkan tongkatnya, tapi kali ini kepanjangan. Terkadang perutnya juga terbalik sehingga menjadikannya huruf d. Hahaha hayo nak yang semangat!..
"Ma, mana yang bagus tulisan iyo ni..." katanya sambil memamerkan beberapa huruf b kepadaku.
"Hmm, yang mana ya, yang ini kali..."
"Bukan ma, yang ini," katanya sambil menunjukkan ke salah satu huruf b yang menurutnya cantik. Hehehe...buatku sih sama saja...
"Oh iya ya...yang ini lagi cantik...." pujiku.

Tiba-tiba dia menggabungkan huruf b dan e menjadi satu suku kata be. Kemudian dia menambah lagi suku kata be yang kedua disamping be yang pertama.

"b e b e...BIBI!! jadi bibi mah..." ucapnya spontan. Dia merasa senang sekali bisa menulis kata bibi. Dan aku jadi bengong sendiri mendengar ucapnya.
"bukan nak...itu bacanya BEBE, bukan BIBI..."
"mama, ini kan b e b e jadi bibi dong..." katanya protes. Hehe bener dia sih tapi ini konteknya dalam bahasa melayu jadi pengucapannya dalam kalimat yah menjadi BE.

Waduhhhh yang aku pikirkan benar terjadi. Dia pasti akan bingung dengan penjelasanku. Aku juga jadi bingung bagaimana mengajarkannya soalnya di Malaysia, alphabet abc disebutkan/dibunyikan dalam bahasa inggris jadi semisal mengeja ba bunyinya menjadi bi e BA.


"Ya sudah, pergi makan dulu ya, nanti lanjut lagi latihan nulis b dan e nya yang banyak., ok?..." kataku pada akhirnya.

Saya teringin mengajarkannya dalam lafal bahasa Indonesia seperti halnya saya mengajarkan kepada sulung saya waktu seumur dia. Tapi saya khawatir nanti dia akan bertambah bingung krn di sekolah dan di rumah berbeda.. Ya sudahlah...biarkan saja dulu...,  saya lihat dulu bagaimana cikgu disini mengajarkannya. Ada masanya nanti ketika dia sudah agak besar, dia akan bisa membedakannya sendiri.

Doa mama untuk kamu sayang...selalu!
---
(Mama selalu berdoa semoga Ichiro jadi anak pandai dan baik sama kawan....amin)

1 komentar:

  1. Memang ibu harus turun tangan ya kalau ingin anak pandai :) Semangat ya, Ichiro-kun...

    BalasHapus